Debat Calon Presiden Amerika Serikat Dinilai Sebagai Debat Terpanas dan Terkacau, Ini Alasannya

- 1 Oktober 2020, 08:18 WIB
Donald Trump dan Joe Biden sedang berdebat dalam pemilihan Capres AS.
Donald Trump dan Joe Biden sedang berdebat dalam pemilihan Capres AS. /Tangkapan layar YouTube.com/ CNA

MANTRA SUKABUMI - Amerika Serikat sedang memasuki masa-masa pemilu di tengah pandemi Covid-19.

Kini negara itu sedang menggelar acara debat kandidat presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Joe Biden.

Menurut sejumlah media global, debat keduanya berlangsung di Cleveland pada Rabu, 30 September 2020 merupakan debat terpanas dan terkacau.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Baca Juga: Mengejutkan, Ini Respon Menkes Terawan Setelah Namanya Viral di Acara Mata Najwa

Hal itu disampaikan Komisi Debat Presiden AS yang menyebut konstruksi debat tambahan perlu digunakan dalam format debat mendatang, termasuk kemungkinan pengaturan mikrofon.

"Komisi Debat Presiden (CPD) mensponsori debat yang disiarkan di televisi untuk kepentingan para pemilih Amerika. Perdebatan tadi malam memperjelas bahwa struktur tambahan harus ditambahkan ke format debat yang tersisa untuk memastikan diskusi isu-isu yang lebih tertib," ungkap komisi dalam salah satu pernyataannya seperti dikutip mantrasukabumi.com dari RRI pada Kamis, 1 Oktober 2020.

"CPD akan mempertimbangkan dengan hati-hati perubahan yang akan diadopsi dan akan segera mengumumkan tindakan tersebut. Komisi berterima kasih kepada Chris Wallace atas profesionalisme dan keterampilan yang dia bawa ke debat semalam dan bermaksud untuk memastikan bahwa perangkat tambahan untuk menjaga ketertiban selama debat yang tersisa," tambahnya.

Dari diskusi terkait hal itu, disinggung kemungkinan moderator dapat mematikan salah satu mikrofon kandidat saat rivalnya tengah berbicara, seperti diungkap Fox8, pada Kamis, 1 Oktober 2020.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Dihadang Dandim Jakarta Selatan Hingga Singgung Sapta Marga

"Coba carikan Anchor baru dan kandidat Demokrat yang lebih cerdas!" Donald Trump merespons pengumuman tersebut di akun Twitter-nya.

Dalam debat pertama, moderator Chris Wallace, berjuang untuk menguasai debat sepanjang 90 menit karena seringnya interupsi, terutama oleh Trump.

Wallace, dari Fox News, meminta debat yang lebih tertib, dan pada satu waktu melihat Trump dan berkata, “negara akan dilayani lebih baik jika kami bisa mengizinkan dua orang berbicara dengan lebih sedikit interupsi. Saya memohon kepada Anda, Pak, untuk melakukan itu. ”

"Katakan ke dia juga," kata Trump merujuk pada Joe Biden.

“Yah, sejujurnya, Anda melakukan lebih banyak interupsi daripada yang dia lakukan,” kata Wallace.

Baca Juga: Kabar Gembira, Pemerintah Berikan Bantuan Rp 1 Juta, Cek Siapa Saja Penerimanya

CNN menyatakan masalah utamanya bukan pada aturan debat atau pengaturan mikrofon.

"Aturan itu baik-baik saja! Tujuannya adalah agar setiap kandidat dapat menyampaikan pendapatnya sembari memastikan bahwa mereka dapat bertukar pikiran secara jujur, bukan hanya mengulangi poin pembicaraan tanpa pernah ditantang oleh moderator atau lawannya," ungkap CNN dalam kolom politiknya.

"Masalahnya adalah Trump tidak peduli dengan aturan - atau apakah aturan itu dinegosiasikan dengan hati-hati oleh (tim) kampanyenya. Dia melakukan apapun yang dia inginkan. Dia pikir dia berhak untuk itu - bahwa dia spesial. Bahwa aturannya, secara harfiah, tidak berlaku untuknya," pungkasnya.**

Editor: Andriana

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x