Dorongan Seoul untuk Perdamaian, Diplomat Tertinggi AS akan Kunjungi Korea Selatan

- 1 Oktober 2020, 11:40 WIB
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (Reuters-Yonhap)
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (Reuters-Yonhap) /

MANTRA SUKABUMI - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan mengunjungi Korea Selatan minggu depan untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat tingkat tinggi di sana, kata departemen luar negeri, Selasa.

Kunjungannya yang direncanakan dilakukan setelah Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengusulkan untuk mengakhiri Perang Korea sebagai cara untuk membawa Korea Utara kembali ke meja dialog mengenai proses denuklirisasinya.

Itu akan menjadi bagian dari perjalanan tiga negaranya yang akan dimulai Minggu, menurut departemen luar negeri.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Baca Juga: Ajak Kaum Buruh Tolak Kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Poyuono : Kaum Buruh Rugi Karena PSBB

Dia pertama-tama akan menuju ke Tokyo di mana dia akan bertemu dengan rekan-rekannya dari Australia, India dan Jepang dalam forum empat arah yang dikenal sebagai Quad.

"Menteri Luar Negeri Pompeo juga akan mengunjungi Ulaanbaatar 7 Oktober, dan Seoul 7-8 Oktober untuk pertemuan dengan pejabat senior," kata departemen luar negeri dalam pernyataan yang dirilis sebagaimana dikutip Mantrasukabumi.com dari Korea Herald pada Kamis, 1 Oktober 2020

Kunjungan Pompeo ke Seoul ini adalah yang kedua kalinya, setelah yang pertama dalam lebih dari setahun sejak Juni 2019 ketika ia menemani Presiden AS Donald Trump ke Zona Demiliterisasi.

Yakni zona yang memisahkan kedua Korea untuk pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Korea Utara sejak itu menjauh dari pembicaraan denuklirisasi.

Baca Juga: Gawat, Fadli Zon Bocorkah PKI Adalah Dalang G30S 1965, Simak Penjelasannya

Baca Juga: Ditanya Tarif Promo Endorse, Ade Londok ‘Odading’: Jadi Sekitar 15 sampai 20 juta lah

Sebagai bagian dari upaya untuk memulai kembali negosiasi denuklirisasi, Moon menyerukan upaya internasional untuk menyatakan secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-53 dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pekan lalu.

Presiden Korea Selatan bersikeras bahwa langkah tersebut akan memberikan jaminan keamanan yang telah lama dicari Pyongyang.

Selasa pagi, bagaimanapun, duta besar Korea Utara untuk badan dunia, Kim Song, mengatakan negaranya tidak akan "menjual" martabatnya untuk apa yang dia sebut sebagai "transformasi brilian" dari ekonominya.

Diplomat Korea Utara itu juga mengklaim negaranya telah memperoleh "jaminan keamanan yang dapat diandalkan" berdasarkan kekuatan absolut.

Baca Juga: Debat I Capres AS: Terungkap, Joe Biden Sudah Terbiasa Mengucap Insya Allah

Baca Juga: Debat Capres AS Kacau, Harga Emas Turun Setelah Dorong Investor ke Dollar

Pyongyang, menyatakan telah menyempurnakan kemampuan nuklir dan rudal jarak jauhnya pada akhir 2017.

Ketika melakukan uji coba nuklir keenam dan terakhir, diikuti dengan serangkaian peluncuran rudal balistik antarbenua.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Korea Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x