Armenia-Azerbaijan Sepakat Gencatan Senjata pada Tengah Malam, Usai Hampir 2 Pekan Bertempur

- 10 Oktober 2020, 10:45 WIB
Terobosan itu muncul setelah 10 jam pembicaraan di Moskow [Kementerian Luar Negeri Rusia / Handout via Reuters]
Terobosan itu muncul setelah 10 jam pembicaraan di Moskow [Kementerian Luar Negeri Rusia / Handout via Reuters] /

Lavrov tidak memberikan perincian tentang pembicaraan itu tetapi mengatakan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Grup Minsk Eropa (OSCE) akan menengahi.

Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan dan mitranya dari Azeri Jeyhun Bayramov tidak berbicara kepada wartawan.

Pertempuran baru dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas di Turki, sekutu dekat Azerbaijan, dan Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia.

Paul Stronski, seorang rekan senior di program Rusia dan Eurasia di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Nagorno-Karabakh adalah "masalah kompleks" bagi Rusia, mencatat bahwa hal itu sudah berselisih dengan Turki di Suriah dan Libya. “Ada risiko nyata ini bisa menjadi perang proxy,” katanya.

Baca Juga: Ternyata Pangeran Harry Masih Trauma Atas Prosesi Pemakaman Ibunya Lady Diana 23 Tahun Lalu

Di bawah hukum internasional, Nagorno-Karabakh diakui sebagai bagian dari Azerbaijan.

Tetapi etnis Armenia yang merupakan mayoritas penduduk menolak pemerintahan Azerbaijan, dan telah menjalankan urusan mereka sendiri, dengan dukungan Armenia, sejak perang yang menghancurkan pada 1990-an setelah Uni Soviet runtuh.

Sedikitnya 30.000 orang tewas dan ratusan ribu lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka sebelum gencatan senjata yang ditengahi secara internasional disepakati pada tahun 1994.**

 

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah