Bom Bunuh Diri Tewaskan 24 Orang di Pusat Pendidikan Kabul

- 25 Oktober 2020, 15:20 WIB
Ilustrasi ledakan bom nuklir.
Ilustrasi ledakan bom nuklir. /Pixabay/Alexander Antropov/
MANTRA SUKABUMI - Terjadi serangan bom bunuh diri di pusat pendidikan kota Afganistan, Kabul.
 
Sebuah bom bunuh diri di sebuah pusat pendidikan tersebut menewaskan sebanyak 24 orang termasuk pelajar remaja dan melukai puluhan lainnya pada Sabtu, 24 Oktober 2020.

Sebagaimana mantrasukabumi.com kutip dari Anraranews.com, seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Tariq Arian, mengatakan penjaga keamanan telah mengidentifikasi seorang pembom yang meledakkan bahan peledak di jalan di luar pusat pendidikan Denmark, Kawsar-e.
 
Baca Juga: 12 Quotes Paulo Coelho yang Dapat Picu Semangat, Mulai dari Nasihat hingga Percintaan
Baca Juga: Ada 10 Golongan Umat Rasulullah yang Dibangkitkan Dalam Berbagai Rupa Sesuai Amalnya Setelah Kiamat
 
Sebagian besar korban yang tewas dan terluka merupakan pelajar berusia 15-26 tahun, menurut Kementerian Kesehatan Afghanistan. Lima puluh tujuh orang terluka dalam serangan itu, kata kementerian dalam negeri.

Seorang guru di pusat Kawsar-e, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena masalah keamanan.
 
Ia mengatakan bahwa dia dan staf pengajar lainnya terkejut dengan serangan yang menargetkan lembaga yang telah memberikan bimbingan bagi ribuan anak jalanan menuju pendidikan tinggi.

“Semua siswa penuh energi, termasuk keluarga miskin tetapi berharap masa depan lebih cerah,” ujarnya.

Anggota keluarga berkumpul di rumah sakit terdekat, mencari orang-orang terkasih yang hilang di antara kantung-kantung mayat berisi sisa-sisa tubuh korban tewas yang diletakkan di lantai rumah sakit, sementara petugas di luar mendorong pasien yang terluka dengan tandu untuk perawatan, kata seorang saksi mata Reuters.

Serangan itu, yang dikutuk oleh NATO dan pemerintah Afghanistan, terjadi di daerah Kabul barat yang merupakan rumah bagi banyak komunitas Syiah di negara itu. Syiah adalah agama minoritas di Afghanistan yang menjadi sasaran kelompok-kelompok seperti ISIS di masa lalu.

Seorang juru bicara Taliban di Twitter membantah bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada waktu yang krusial, ketika tim yang mewakili pemberontak dan pemerintah bertemu di Qatar untuk mencari kesepakatan damai.
Baca Juga: Kemenkeu Terus Berupaya Merajut Asa Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik 2021

ISIS mengaku bertanggung jawab dalam pernyataan di Telegram, tanpa memberikan bukti.

Puluhan siswa tewas di daerah yang sama di Kabul dalam serangan terhadap pusat pendidikan lain pada 2018.

Serangan terbaru terjadi setelah pertempuran sengit di beberapa provinsi dalam beberapa pekan terakhir, yang telah membuat ribuan warga sipil mengungsi.

Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad pada Minggu pagi di Twitter menyerukan pengurangan segera dalam kekerasan dan percepatan dalam proses perdamaian.

Ia mengacu pada meningkatnya kekerasan di negara itu dalam beberapa pekan terakhir, termasuk temuan oleh komisi hak asasi manusia bahwa serangan udara oleh pemerintah Afghanistan telah menewaskan 12 anak.

"Berapa banyak lagi yang bisa kita tahan, sebagai individu dan sebagai masyarakat? Berapa kali kita bisa bangkit?" tanya Shaharzad Akbar, ketua Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan di Twitter tak lama setelah serangan Sabtu, yang juga mengatakan penargetan warga sipil adalah kejahatan perang.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x