Prancis Merengek Minta Turki Hentikan Boikot Produknya: Itu Ulah Minoritas Radikal

- 26 Oktober 2020, 18:28 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebut Emmanuel Macron butuh perawatan mental.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebut Emmanuel Macron butuh perawatan mental. /Insagram.com/@rterdogan

 

MANTRA SUKABUMI - Prancis merengek kepada Turki untuk meminta negara itu menghentikan pemboikotan produk-produknya.

Prancis menyebut serangan semacam itu merupakan ulah "minoritas radikal". Mereka menyebut hal itu sebagai "propaganda" Ankara terhadap Paris yang telah menyebarkan kebencian di dalam dan luar negeri. 

Seperti diketahui, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyinggung Presiden Prancis Emmanuel Macron karena telah memaafkan penampakan karikatur Nabi Muhammad ke publik.

Baca Juga: Cara Daftar UMKM Online Agar Dapat BPUM Rp 2,4 Juta, Cek Dulu Penerima di eform.bri.co.id/bpum

Baca Juga: Simak, Berikut Cara Isi Formulir BPUM Bank BRI untuk Cek Daftar Penerima Banpres Produktif

Erdogan menyebut Macron perlu diperiksa kepalanya. Sehari setelah itu Erdogan bahkan menyebut Macron telah "tersesat."

Menanggapi hal itu, pada Sabtu, 24 Oktober 2020, Prancis mengumumkan bahwa mereka menarik duta besarnya untuk konsultasi.

Suhu yang naik dengan cepat dan kekhawatiran Prancis atas konsekuensi kebijakannya tentang kebebasan berekspresi, Macron menambahkan satu lagi dengan men-tweet pada Minggu malam, dalam bahasa Inggris dan Arab, “Kami tidak akan menyerah, selamanya.” Namun dia juga menegaskan, "Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat perdamaian."

Kicauan pimpinan Prancis lainnya mengatakan, "We are ONE." Tak berselang lama, cuitan versi bahasa Arab telah dibanjiri 28.000 komentar --banyak di antaranya menghina. Contohnya antara lain termasuk gambar Macron dengan sepatu dicap di wajahnya.

Halaman:

Editor: Andriana

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x