Baca Juga: Marah dengan Ucapan Presiden Macron, Arie Untung 'Buang' Tas Buatan Prancis
Sementara Prancis tampaknya memimpin Eropa dengan sikap Islamafobia, itu tidak berarti sendirian karena banyak negara lain mengikuti jalannya.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada hari Selasa mempertimbangkan pertikaian yang berkembang antara Erdogan dan seorang anggota parlemen anti-Muslim Belanda, yang dituduh oleh pemimpin Turki itu mencemarkan nama baik atas gambar kartun.
Erdogan mengajukan pengaduan minggu ini terhadap anggota parlemen sayap kanan Belanda Geert Wilders, yang membagikan kartun presiden Turki mengenakan topi Ottoman berbentuk seperti bom dengan sumbu menyala di Twitter.
Anadolu Agency (AA) mengatakan Erdogan membawa pengaduan pencemaran nama baik di hadapan jaksa penuntut negara di Ankara terhadap Wilders, yang juga men-tweet kata "Teroris" dengan kartun itu.
"Mengajukan keluhan terhadap politisi Belanda yang dapat membatasi kebebasan berekspresi tidak dapat diterima," kata Rutte.
Rutte mengatakan dia "berbicara langsung dengan presiden Turki" tetapi keberatan Belanda juga akan disuarakan melalui saluran diplomatik lainnya.
Rutte juga salah satu pemimpin Eropa pertama yang mendukung Macron.Keluhan terhadap Wilders "melampaui semua batas," kata Rutte.
Baca Juga: Macron Hina Islam, Mahfud MD: Pemeluk Agama Apapun Marah Kalau Dihina, Dia Alami Krisis Gagal Paham
Pasal 10 Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia (ECHR) digunakan oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECtHR) saat membuat keputusan tentang masalah serupa.