Aksi Demonstrasi di Bagian Dunia Muslim, Prancis Perketat Keamanan

- 31 Oktober 2020, 06:15 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron /ANTARA FOTO/REUTERS/POOL./

MANTRA SUKABUMI - Aksi demonstrasi terjadi di seluruh dunia mengenai tindakan Presiden Prancis Macron terhadap karikatur Nabi Muhammad SAW. 

Tindakan tersebut beruntut panjang hingga terjadinya pemboikotan produk-prosuk Prancis dan memicu aksi demonstrasi di berbagai negara.

Sehingga Presiden Prancis Macron, Perketat keamanan secara nasional guna mengatisipasi terjadinya penyerangan Islam pada Jum'at, 30 Oktober 2020.

Baca Juga: ShopeePay Kembali dengan Merchant Baru untuk Kamu Nikmati Minggu Ini!

ShoBaca Juga: Mudahnya Transfer Saldo ShopeePay, Ikuti 5 Langkah Ini

Sebagaimana dilansir mantrasukabumi.com dari laman reuters.com pada Sabtu, 31 Oktober 2020, presiden Emmanuel Macron mengerahkan ribuan tentara, untuk melindungi situs-situs termasuk tempat ibadah dan sekolah.

Hingga Prancis berada pada tingkat siaga keamanan tertinggi setelah terjadinya serangan di Nice.

Prancis, merupakan tempat komunitas Muslim terbesar di Eropa dan dilanda serangkaian serangan militan dalam beberapa tahun terakhir.

Macron bersikeras Prancis tidak akan berkompromi pada kebebasan dasar berkeyakinan dan berekspresi.

Di Pakistan, Bangladesh, dan wilayah Palestina, puluhan ribu Muslim menggelar protes anti-Prancis setelah salat Jumat.

Baca Juga: Terungkap, Ternyata SBY Jagokan Capres Ini Menang Pilpres AS, Ini Alasannya

Di Islamabad, polisi secara singkat menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa yang menerobos blokade keamanan dalam upaya yang gagal untuk berdemonstrasi di kedutaan Prancis.

Di Bangladesh, para demonstran di ibu kota Dhaka meneriakkan "Boikot produk Prancis" dan membawa spanduk yang menyebut Macron "teroris terbesar di dunia". Hingga beberapa patung presiden Prancis dibakar

"Macron memimpin Islamofobia," kata pengunjuk rasa Dhaka Akramul Haq. “Dunia Muslim tidak akan membiarkan hal ini sia-sia. Kami akan bangkit dan berdiri dalam solidaritas melawan dia."

Protes juga terjadi di India, Lebanon dan Somalia.

Pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, Sayyid Hassan Nasrallah, mengatakan kartun itu adalah agresi.

Dia mengutuk penikaman Nice, tetapi mengatakan para pemimpin Barat juga memikul tanggung jawab atas kejahatan semacam itu karena peran mereka dalam konflik Timur Tengah.

Baca Juga: Alhamdulillah, Menaker Pastikan Jadwal Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2

Menteri Dalam Negeri Gerald Damarnin mengatakan Prancis terlibat dalam perang melawan ideologi Islam dan kemungkinan besar lebih banyak serangan.

"Kami sedang berperang melawan musuh yang ada di dalam dan di luar," Ujarnya Gerald kepada radio RTL.

Kepala Polisi Nice Richard Gianotti mengatakan simbol republik atau agama Kristen adalah target potensial. "Kami harus waspada, kami harus waspada," katanya kepada Reuters.

Hingga kedutaan Prancis yang bertugas, juga dihimbau untuk meningkatkan keamanan.**

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah