Para Ahli Sebut Pembicaraan Nuklir Secara Ekstrem Dengan Korea Utara Bisa Menjadi Bumerang Bagi AS

- 10 November 2020, 18:10 WIB
Ilustrasi bom nuklir
Ilustrasi bom nuklir //Pixabay/geralt /

 

MANTRA SUKABUMI - Dengan tim keamanan nasional Biden yang baru, para ahli mengatakan calon penasihat memahami pentingnya sanksi untuk melibatkan Pyongyang dalam pembicaraan tentang nuklir.

Penasihat keamanan nasional potensial Presiden terpilih AS Joe Biden dapat merekomendasikan untuk meningkatkan tekanan pada Korea Utara.

Namun, langkah seperti itu, jika didorong secara ekstrem, dapat menjadi bumerang dan strategi baru mungkin diperlukan.

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Baca Juga: Para Pejabat Olimpiade Tokyo Sebut Vaksin Virus Corona Bukan Prasyarat untuk Gelar Olimpiade

“Para penasihat ini yakin Trump menyia-nyiakan reputasi kepresidenan dengan bertemu Kim Jong-un sebelum mengamankan langkah konkret menuju denuklirisasi atau peningkatan hak asasi manusia,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul.

Dikutip matrasukabumi.com dari koreaherald.com, bahwa Easley mengacu pada pernyataan sebelumnya dari Tony Blinken dan Jake Sullivan, yang keduanya telah dicalonkan untuk jabatan penasihat keamanan nasional untuk Biden.

Easley mengatakan bahwa karena China adalah saingan AS dan ragu-ragu untuk membantu menekan Korea Utara, Biden dapat mencoba hal lain.

"Daripada memimpin dengan tekanan, pemerintahan Biden mungkin bersedia mendukung kerja sama kemanusiaan dengan Korea Utara dan memulai kembali pembicaraan tingkat kerja tentang denuklirisasi yang dapat mengarah pada pengecualian sanksi untuk proyek ekonomi antar-Korea," kata Easley.

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: koreaherald.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah