Korea Utara Terkesan Sangat Hening Setelah Biden Terpilih sebagai Presiden AS

- 15 November 2020, 18:50 WIB
 Presiden Korea Utara Kim Jong un.
Presiden Korea Utara Kim Jong un. /twitter.com/@DPRK_News

MANTRA SUKABUMI - Sebelumnya Pyongyang telah menanggapi dalam seminggu, kecuali pada tahun 2000 ketika merilis pernyataan, hanya setelah Mahkamah Agung AS menyerahkan kemenangan mantan Presiden George W. Bush atas mantan Wakil Presiden Al Gore dalam selisih penghitungan ulang suara.

Korea Utara belum membahas hasil pemilu AS, apalagi terlibat dalam retorika anti-AS, lebih dari seminggu setelah Joe Biden menjadi presiden terpilih pada 7 November. Keheningannya sangat kontras dengan tanggapan cepatnya terhadap masa lalu. Pemilu AS.

Spekulasi meningkat bahwa Korea Utara mungkin mengikuti preseden itu karena Presiden AS Donald Trump secara hukum menantang hasil pemilu di beberapa negara bagian, mengklaim penipuan pemilih.

Baca Juga: Tutup Rangkaian 11.11, ShopeePay Day Kembali dengan Beragam Kejutan Spesial 

Baca Juga: Subhanallah, New Zealand Resmikan Seragam Polisi Berhijab bagi Perwira Muslimah

Kampanyenya mengajukan petisi ke pengadilan federal di Pennsylvania untuk tidak mengesahkan hasil yang menguntungkan Biden.

Dikutip mantrasukabumi.com dari koreaherald.com, bahwa seorang hakim menolak permintaan serupa dari kampanye Trump di Michigan. Kemenangan Biden didorong oleh kemenangan di Pennsylvania dan Michigan.

Beberapa ahli mengatakan mungkin Korea Utara tidak melihat peluang segera untuk mengambil keuntungan dari pemilihan AS.

"Berita luar juga berfungsi sebagai dalih untuk memperkuat propagandanya sendiri kepada orang-orang di Utara," kata Shin Jong-woo, seorang analis senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea, menambahkan bahwa ini bisa berarti membenarkan provokasinya atau menggalang orang-orang untuk sebab.

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: koreaherald.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x