MANTRA SUKABUMI - Jangan sepelekan, berikut faktor risiko terkena serangan asam urat, Andakah salah satunya?
Begitu sangat pentingnya mengetahui faktor risiko yang rentan terkena serangan asam urat ini.
Pada dasarnya serangan asam urat dapat datang dengan cepat dan terus berulang seiring waktu.
Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020
Baca Juga: Walikota Bogor Bima Arya Langsung Minta Maaf Usai Didatangi Tokoh yang Sangat Berpengaruh Ini
Dengan begitu, secara perlahan merusak jaringan di daerah peradangan, dan bisa sangat menyakitkan, yakni Hipertensi, kardiovaskular, dan obesitas merupakan faktor risiko asam urat.
Ini adalah bentuk radang sendi yang paling umum pada pria, dan meskipun lebih mungkin menyerang pria, wanita menjadi lebih rentan terhadapnya setelah menopause.
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya hiperurisemia, dan karenanya asam urat seperti yang dilansir mantrasukabumi.com dari Healthline, diantaranya:
1. Usia dan jenis kelamin
Pria menghasilkan lebih banyak asam urat daripada wanita, meskipun tingkat asam urat wanita mendekati pria setelah menopause.
2. Genetika
Riwayat asam urat dalam keluarga meningkatkan kemungkinan berkembangnya kondisi.
Baca Juga: Waduhh, Getol Kritisi Gubernur Anies Baswedan, 29 Pengacara Polisikan Ferdinand
3. Pilihan gaya hidup
Konsumsi alkohol mengganggu pembuangan asam urat dari tubuh. Mengonsumsi makanan tinggi purin juga meningkatkan jumlah asam urat dalam tubuh.
4. Paparan timbal
Paparan timbal kronis telah dikaitkan dengan beberapa kasus asam urat.
5. Pengobatan
Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh; ini termasuk beberapa diuretik dan obat yang mengandung salisilat.
Baca Juga: Waduhh, Pemerintah Bohongi Rakyat? Duta Besar Arab Saudi Buka-Bukaan Soal Kepulangan Habib Rizieq
6. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko asam urat karena ada lebih banyak pergantian jaringan tubuh, yang berarti lebih banyak produksi asam urat sebagai produk limbah metabolisme. Kadar lemak tubuh yang lebih tinggi juga meningkatkan tingkat peradangan sistemik karena sel lemak memproduksi sitokin pro-inflamasi.**