7 Bahaya Sering Konsumsi Gorengan Saat Sarapan, Bisa Picu Penyakit Jantung Salah Satunya

4 Juli 2021, 22:00 WIB
7 Bahaya Sering Konsumsi Gorengan Saat Sarapan, Bisa Picu Penyakit Jantung Salah Satunya./* /pixabay.com/Free-Photos

MANTRA SUKABUMI - Bagi masyarakat Indonesia gorengan sudah tidak asing lagi sering rutin dikonsumsi.

Selain memiliki rasa yang enak, memakan gorengan juga salah satu cara untuk mengganjal perut yang sedang lapar, contohnya saat sarapan pagi.

Meski demikian, perlu anda ketahui sering mengkonsumsi gorengan sangat berbahaya bagi kesehatan dapat menyebabkan tujuh penyakit ini, salah satunya picu penyakit penyakit jantung.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Seperti dirangkum mantrasukabumi.com dari beberapa sumber, berikut bahaya lainnya sering digoreng saat makan saat sarapan di pagi hari, diantaranya:

1. Anda dapat memicu penyakit jantung koroner

Menurut penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Journal of American College of Cardiology, fakta bahwa jika kita mengkonsumsi makanan dengan tingkat gizi dan tingkat energi yang rendah akan menyebabkan pembuluh darah arteri yang mengeras yang dapat menyebabkan kesehatan jantung.

Kebiasaan mengonsumsi sejumlah besar dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol yang mengarah pada pembentukan plak di pembuluh darah. Piring dapat menghambat aliran pembuluh darah dan berpotensi memicu stroke, aterosklerosis, hingga serangan jantung yang tiba-tiba.

2. Akan ada gelombang berat badan sampai obesitas

Buah goreng bisa bernilai piring nasi. Artinya, kalori dalam makanan goreng bisa setara dengan beras. Seiring dengan minyak yang sudah diketahui, perintis pertama dapat menambah berat badan.

Ketika mengkonsumsi makanan goreng, secara tidak langsung akan mengalami kenaikan berat badan dan obesitas akan terjadi ketika mengkonsumsi berlebihan. Karena komposisi gula, kalori, dan lemak. Dan obesitas dapat menyebabkan banyak masalah medis, seperti diabetes, nyeri sendi dan penyakit jantung.

Baca Juga: Widyawati Sophiaan Sampaikan Berita Duka, Vina Panduwinata: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun

3. Tekanan darah tinggi

Kegagalan cenderung kaya akan lemak ganas yang tentu dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan kadar kolesterol tubuh. Seperti yang Anda ketahui, makan makanan berminyak dapat menyebabkan gelombang gula darah.

Peneliti menyatakan bahwa makanan goreng mengandung lemak jenuh yang membuat kesulitan sulit membersihkan gula arteri.

Tetapi penelitian menunjukkan bahwa setelah makan makanan berlemak, tubuh kurang mampu menghasilkan kadar insulin dan gula darah 32 persen lebih tinggi daripada peserta daripada peserta penelitian yang tidak mengonsumsi makanan berlemak sebelumnya.

4. Risiko penyakit hati

Penelitian menunjukkan, mengonsumsi makanan yang kentang goreng secara teratur, seperti makanan yang siap dimakan, dapat menyebabkan akumulasi lemak ke hati.

Makanan goreng dengan makanan mengandung lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol, terutama jika kentang goreng dengan minyak, seperti minyak sawit.

Efek negatif dari konsumsi air goreng mirip dengan hepatitis dan dapat menyebabkan kerusakan hati permanen, termasuk kematian.

5. Kolesterol tinggi

Makanan goreng biasanya memiliki kandungan lemak trans tinggi. Jenis lemak ini umumnya sulit untuk dipecah atau dicerna oleh tubuh sehingga kandungan lemak tinggi dalam tubuh.

Baca Juga: Ustadz Yusuf Mansur Komentari Nasihat Baim Wong Setelah Jane Shalimar Meninggal Dunia Karena Covid-19

Kadar lemak tinggi atau kolesterol tinggi adalah faktor risiko bagi banyak penyakit. Misalnya, penyakit jantung, kanker, diabetes dan obesitas.

6. Blogging pembuluh darah

Konsumsi air goreng yang dikonsumsi secara rutin dapat menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah. Blok ini dapat menyebabkan penyakit yang berbeda.

Misalnya, memblokir pembuluh darah di otak menyebabkan stroke, atau penyumbatan pembuluh darah di jantung menyebabkan serangan jantung.

7. Dulce urine

Urine manis rupanya mencakup bahaya goreng lainnya. Mungkin Anda bertanya karena risiko urin sering dikaitkan dengan konsumsi MAK.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler