Peneliti Prancis Klaim Merokok Punya Efek Baik Pencegahan Virus Corona

24 April 2020, 11:31 WIB
PLESTER nikotin yang diuji oleh tim peneliti Prancis untuk mencegah virus corona //via Daily Mail

MANTRA SUKABUMIDisaat mayoritas praktisi kesehatan kampanye antirokok, peneliti asal Prancis menemukan fakta sebaliknya. Berita ini tentu mengagetkan.

Mereka Mengklaim bahwa merokok mempunyai efek baik dalam membantu pencegahan virus corona (COVID-19).

Penelitian ini didasarkan tes uji nikotin yang ternyata memiliki efek baik dalam membantu pencegahan virus corona (COVID-19).

Hal itu dianggap akan efektif saat nikotin dimasukkan ke dalam plester yang sebelumnya telah dimodifikasi lalu ditempelkan pada bagian badan, seperti lengan.

Hal itu didasari fakta bahwa  proporsi perokok terinfeksi virus corona jauh lebih rendah dibandingkan populasi umum.

Baca Juga: Benarkah Kentut Dapat Menyebarkan Virus Corona? Simak Penjelasannya 

Dokter di sebuah rumah sakit besar di Paris, Prancis menemukan tingkat perokok yang rendah di antara pasien positif COVID-19.

Merujuk data yang dihimpun, mereka lantas melakukan sebuah studi lanjutan. Terkait nikotin yang berpotensi menghentikan COVID-19 menginfeksi sel pada tubuh.

Para ilmuwan ini pun lantas menguji efektifitas nikotin. Caranya dimasukkan ke dalam plester yang sebelumnya telah dimodifikasi lalu ditempelkan pada bagian badan, seperti lengan.

Cara tersebut diuji oleh para ilmuwan di Prancis sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Daily Mail.

Studi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa nikotin dapat mencegah sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap infeksi virus corona.

Oleh karenanya, Prancis berencana memberikan plester nikotin tersebut untuk para pasien sebagai salah satu upaya pencegahan.

Selain penelitian di Prancis, Tiongkok telah melakukan hal sejenis saat pandemi pertama kali menjangkit wilayah mereka dan menemukan 6,5 persen pasien COVID-19 adalah perokok.

Baca Juga: Waspada! Ada Longsor di Bawah Laut Indonesia, Peneliti Eropa: Berpotensi Tsunami

Ada pula studi oleh Centers for Disease Control di Amerika Serikat (AS), menyatakan hanya 1,3 persen pasien yang dirawat di rumah sakit adalah perokok dibandingkan 14 persen lainnya.

Penelitian asal Prancis yang juga membuat plester nikotin, digadang oleh seorang ilmuwan bernama Pitie Salpetriere yang menguji penemuannya pada 480 pasien positif virus corona.

Sejumlah 150 orang pasien yang ia uji telah berhasil sembuh sementara sisanya masih harus melakukan proses penyembuhan.

Menurut Pitie Salpetriere, perokok yang terjangkit positif virus corona jumlahnya jauh sedikit. Bila memiliki gejala juga cenderung kurang serius atau ringan.

Baca Juga: Jurnalis yang Ungkap Covid-19 di Wuhan Kini Muncul Lagi setelah 2 Bulan Hilang

"Studi lintas seksi kami menyimpulkan bahwa mereka yang merokok setiap hari jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami infeksi bergejala atau parah dengan SARS-CoV-2 dibandingkan dengan populasi umum," tulis studi tersebut.

Efek yang terlihat pun cukup signifikan, namun tim penelitian tidak menganjurkan siapa pun mulai merokok karena memiliki risiko kesehatan yang fatal.

Ahli Neurobiologi Prancis, Jean-Pierre Changeux yang meninjau penelitian tersebut, mengatakan kepada The Guardian sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail bahwa nikotin dapat menghambat virus memasuki sel-sel tubuh.

Penulis juga berteori nikotin dapat mengurangi reaksi berlebihan pada sistem kekebalan terhadap virus corona yang mengarah pada komplikasi serius.

Dengan begitu, para peneliti memverifikasi hasil penelitian tersebut dengan memberikan plester nikotin kepada pasien yang tengah berada di sejumlah rumah sakit.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul "Perokok Diklaim Sulit Kena Corona, Prancis akan Beri Plester Nikotin ke Pasien COVID-19"

Baca Juga: Tim Medis AS Temukan Hal Aneh di Darah Pasien Covid-19, Simak Faktanya

Khususnya untuk mereka yang berada dalam perawatan intensif dan pekerja medis garis depan sebagai upaya pencegahan virus corona agar tak menjangkit lebih parah.

Kini, para peneliti di dunia memang tengah berlomba menciptakan vaksin atau segala bentuk pencegahan agar manusia terhindar dari paparan COVID-19.

Di antaranya seperti menggunakan plasma darah pasien yang sebelumnya positif virus corona hingga rencana tes antibodi sebagai pengganti vaksin.***

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler