Waspada, Sakit Perut dan Diare jadi Gejala Baru Covid-19

8 September 2020, 20:52 WIB
ilustrasi sakit perut saat gugup.*/ /klikdokter.com

MANTRA SUKABUMI - Sejak kasus pertama muncul dan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020 lalu, hingga kini jumlah kasus Covid- 19 di Indonesia terus meningkat.

Gejalanya pun bermacam-macam, mulai dari demam, flu dan batuk.

Namun, kali ini sakit perut atau diare disebut menjadi gejala baru Covid-19.

Seperti yang dikutip mantrasukabumi.com dari laman rri.co.id, melalui pernyataan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Erlang Samoedro, sakit perut dan diare juga termasuk kedalam gejala Covid-19. Hal tersebut di dapat dari analisis beberapa pasien dalam waktu belakangan ini.

Baca Juga: Kemenpora: Presiden Jokowi akan Buka Peringatan Haornas ke-37 pada 9 September 2020 secara Virtual

saat diskusi virtual di Graha BNPB, Selasa, 8 September 2020, Erlangga juga mengatakan biasanya, gejala demam, batuk, pilek, dan sekarang mulai ada gejala sakit perut atau diare.

Dalam penjelasannya, Erlangga juga mengimbau, agar seseorang yang menunjukkan gejala seperti sakit perut, segera memeriksakan dirinya ke layanan kesehatan, terlebih jika tinggal atau baru saja bepergian ke zona merah Covid-19.

Vincent Ho, yang merupakan dosen senior dan ahli gastroenterologi klinis di Western Sydney University, juga mengatakan bahwa pasien Covid-19 memang sangat mungkin mengalami sakit perut atau diare, terlebih bagi mereka memiliki riwayat penyakit usus. Saat memasuki tubuh manusia, Covid-19 akan menempel pada reseptor protein yang disebut ACE2.

Baca Juga: Mengerikan, Kecelakaan Truk Kembali Terjadi di Cipularang, Satu Korban Luka Berat

Protein ini dapat dijumpai di paru-paru, hidung, jantung dan usus. Ketika Covid-19 berhasil disingkirkan di paru-paru, mereka bisa hidup lebih lama di usus beberapa pasien selama berhari-hari.

Menurut Vincent, dalam mendiagnosis pasien biasanya dokter menggunakan konsep probabilitas pra-test untuk memperkirakan penyakit apa yang diidap pasien sebelum hasil tes keluar. Yang menyulitkan adalah, ketika konsep probabilitas ini diterapkan untuk penyakit COVID-19. Alasannya karena kita tidak tahu berapa banyak masyarakat yang benar-benar mengidap penyakit tersebut.

“Kami tahu COVID-19 di Australia jauh lebih jarang daripada di banyak negara lain. Ini memengaruhi cara kita melihat gejala yang biasanya tidak terkait dengan COVID-19,” tulis Vincent dalam The Conversation.

Baca Juga: Tanda-Tanda yang Menunjukan Persahabatan Kalian Termasuk Toxic Friendship

Artinya, gejala sakit perut bisa saja terjadi pada pasien Covid-19. Vincent menyarankan, mereka yang mengalami sakit perut disertai gejala umum batuk, sesak napas, dan demam, serta pernah melakukan kontak dengan pasien Covid-19 untuk melakukan tes deteksi virus corona.

"Jika kamu baru saja mengalami gejala gastrointestinal, dan berada di zona merah virus corona atau bekerja di industri berisiko tinggi terpapar virus, kamu mungkin harus melakukan tes,” tulisnya.

Vincent menambahkan, tetap waspada dan konsultasikan segala gejala berisiko dengan dokter. Dokter akan menentukan apa selanjutnya harus kamu lakukan.

Baca Juga: 5 Cara Diet Sehat Tanpa Membahayakan Badan

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 25.000 pasien COVID-19, peneliti menemukan sekitar 18 persen pasien mengalami gejala gastrointestinal. Gejala paling umum adalah sakit perut atau diare yang diikuti mual dan muntah.

Sedangkan analisis terbaru pada 200 pasien corona bergejala ringan di tiga rumah sakit di Hubei, China, menemukan bahwa 1 dari 5 pasien mengidap gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, dan sakit perut.

Meski begitu, sakit perut masih dianggap sebagai gejala yang jarang dialami oleh pasien Covid-19.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: rri.co.id

Tags

Terkini

Terpopuler