Sepele Namun Nyata, Warna Ini Bisa Menjadi Alat Penyiksaan, Bagaimana Caranya?

10 November 2020, 20:40 WIB
Color /Pexels

 

MANTRA SUKABUMI - Membunuh tanpa menyentuh, istilah yang digunakan untuk menyebut salah suatu 'hukuman' yang bekerja secara psikologis.

Bukan kekerasan, melainkan hanya berupa sebuah ruangan serba putih dengan semua furnitur dan makanan hingga baju yang dikenakan berwarna putih, mampu membuat seseorang tersiksa.

Hukuman ini dinamakan white torture. Meski tidak ada pemukulan ataupun rasa sakit, namun hukuman ini lebih buruk karena sasarannya adalah otak.

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Baca Juga: Waspada Duduk di 5 Posisi Berikut Ini, Bisa Sebabkan Berbagai Macam Masalah Kesehatan

Sebagaimana dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai hukuman ruangan putih:

White torture (Penyiksaan putih) merupakan salah satu bentuk penyiksaan psikologis yang umumnya digunakan di timur tengah. Korban mengenakan pakaian putih dan dikunci di dalam ruangan yang lantai, dinding, langit-langitnya, dan semua perabotan serta perlengkapannya dicat putih. 

Korban hanya disajikan makanan putih di piring putih (misalnya nasi putih) dan hanya diberi minuman putih (seperti susu) di cangkir putih. Mereka disimpan dalam kondisi ini selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. 

Selama berada di dalam ruangan, tahanan akan benar-benar merasa terisolasi. Pasalnya tidak ada orang di dalam ruangan itu selain tahanan. Ia tidak bisa berbicara kepada siapa pun kecuali dengan dirinya sendiri.

Meskipun kedengarannya tidak berbahaya, telah dilaporkan bahwa hukan ini berpengaruh dan merampas akses otak untuk mengenali warna, korban penyiksaan ini dengan cepat dapat didorong ke ambang kegilaan. Mereka sering mulai menderita halusinasi visual dan pendengaran. Jika penyiksaan berlanjut cukup lama, mereka bisa menjadi tidak normal dan bahkan berusaha melukai diri sendiri.

Metode ini memang tidak menyerang fisik, namun efeknya lebih terasa pada otak. Tujuannya untuk menyiksa psikologis dan mengurangi sensorik para tahanan sehingga membuat tahanan 'merasa tersiksa' sampai mengalami kerusakan mental yang parah.

Baca Juga: Jangan Takut Donor Darah, Berikut 8 Manfaatnya untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Risiko Kanker

Ruangan yang diselimuti warna putih ini akan menanamkan rasa takut dan cemas berlebih, yang dalam prosesnya bisa membuat tahanan merasa kehilangan identitas dirinya. Ia tidak akan ingat siapa dirinya, keluarganya, dan menjadi sangat sensitif dengan warna putih.


Di zaman modern, metode kamar putih digunakan oleh Garda Revolusi Iran di sebuah pusat penahanan rahasia. Tahanan biasanya berasal dari wartawan yang mengkritik rezim Iran.

Amir Fakhravar merupakan salah satu wartawan yang pernah dijebloskan ke dalam ruangan ini. Ia menjelaskan bahwa metode yang dialaminya sangatlah tidak manusiawi. Kasusnya juga didokumentasikan oleh Amnesty International pada tahun 2004.

Amir diisolasi selama 8 bulan di dalam ruangan tersebut. Ia menceritakan bahwa setelah beberapa bulan di sana, ia mulai kesulitan mengingat wajah ayah dan ibunya. Bahkan ia merasa bukan manusia normal lagi setelah dilepas dari ruangan itu.

Sangat sulit untuk bisa sembuh dari efek White Torture ini. Orang yang sudah mencicipi ruangan ini selama beberapa bulan umumnya tidak akan bisa kembali normal lagi. Akan ada rasa takut dan trauma berlebih terhadap warna putih. **

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler