MANTRA SUKABUMI - Wajib diketahui, jika Anda sering nyeri pada bagian telinga dan benjolan di leher bisa jadi Anda derita penyakit kanker serius.
Tak sedikit orang yang merasakan nyeri pada telinga dan benjolan pada leher, padahal ini penyakit kanker yang harus diwaspadai.
Jika Anda penderita nyeri pada telinga dan benjolan di leher, simak hingga akhir untuk mengetahui penyakit kanker apa saja yang anda derita.
Baca Juga: Deretan Foto Markis Kido ketika Bermain Bulutangkis, Lengkap dengan Profil dan Biografi
Baca Juga: Waspadai Cepat Kenyang Meskipun Makan Sedikit, Bisa Jadi Anda Idap Penyakit Berbahaya ini
Diketahui, bahwa tanda-tanda penyakit kanker sangat bergantung pada bagian organ yang terjangkit.
Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Selasa, 15 Juni 2021. Namun, secara umum kanker memberikan gejala antara lain sebagai berikut:
Terdapat pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, seperti mimisan terus-menerus, keluarnya cairan puting susu yang terdapat darah, cairan liang sanggama yang berdarah di luar siklus menstruasi maupun menopause.
Gejala lain ditemukan darah dalam feses ketika buang air besar, darah dalam air kemih, hingga batuk atau muntah yang mengandung darah.
Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein.
Benjolan pada payudara.
Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok.
Secara spesifik, kanker memiliki tipe berdasarkan organ yang diserangnya. Gejala yang terjadi memiliki ciri khas masing-masing, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat juga muncul kombinasi gejala.
Kanker Otak
Sakit kepala, badan terasa lemas, kebas pada lengan dan kaki, perubahan pada ingatan, kesulitan berjalan, perubahan tidak normal pada penglihatan secara signifikan, kesulitan bicara.
Kanker Mulut
Terdapat sariawan pada mulut, lidah, dan gusi yang tidak kunjung sembuh
Kanker Nasofaring
Perdarahan melalui hidung yang ringan hingga berat, atau sumbatan pada hidung, telinga nyeri, telinga berdenging, rasa tidak nyaman, keluhan pada mata berupa pandangan ganda, pembesaran, atau benjolan di leher.
Kanker Leher Rahim
Gejala paling umum dari kanker leher rahim adalah perdarahan abnormal dari vagina, atau terdapatnya flek kekuningan yang encer diikuti dengan bau amis pada vagina.
Perdarahan abnormal ini terutama terjadi setelah berhubungan seksual, tetapi dapat juga muncul perdarahan di antara dua siklus menstruasi atau setelah menopause. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka nyeri punggung dapat terjadi diikuti dengan hambatan dalam berkemih serta pembesaran ginjal.
Kanker Ovarium
Pada umumnya tidak didapatkan gejala dini pada kanker ini, seandainya ada biasanya samar-samar.
Gejala tersebut di antaranya nyeri pada panggul, kembung, mudah lelah, penurunan berat badan, konstipasi, dan perdarahan menstruasi yang tidak teratur.
Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 15 Juni 2021: Nino Tampar Elsa, Papa Surya Marah Besar
Pada pemeriksaan fisik, jika didapatkan adanya suatu massa atau benjolan pada panggul merupakan tanda yang perlu dicurigai.
Kanker Payudara
Adanya benjolan, penebalan kulit, perubahan bentuk payudara, gatal-gatal, kemerahan, rasa sakit yang tidak berhubungan dengan menyusui atau menstruasi.
Kanker Saluran Pencernaan
Adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna merah terang atau hitam, rasa tidak enak terus-menerus pada perut, benjolan pada perut, rasa sakit setelah makan, penurunan berat badan.
Kanker Serviks
Pendarahan di periode-periode datang bulan, pengeluaran darah saat menstruasi yang tidak seperti biasanya, dan rasa sakit yang luar biasa.
Kanker Kolon
Pendarahan pada usus, ada darah pada kotoran, perubahan buang air besar (diare yang terus-menerus atau sulit buang air besar).
Kanker Kandung Kemih atau Ginjal
Ada darah pada air urine, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil, keseringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih.
Baca Juga: Positif Covid-19, Berikut Biodata dan Profil Bunga Citra Lestari Lengkap Umur, Agama, dan Karir
Kanker Prostat
Kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus-menerus pada pinggang belakang, penis dan paha atas.
Kanker Darah (Leukimia)
Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering kena infeksi, mudah terluka, rasa sakit pada tulang dan persendian, dan mimisan.
Kanker Kulit
Munculnya benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk), infeksi yang tidak kunjung sembuh, bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa sakit pada daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak.
Penyebab Kanker adalah sering terjadinya perubahan dari sel DNA menjadi tumor jinak, dan sebagian akhirnya menjadi tumor ganas atau kanker. Perubahan inilah yang menyebabkan pertumbuhan sel yang sangat cepat dan tidak terkontrol.
Secara umum, beberapa alasan terjadinya hal ini dapat dibagi dua, yaitu:
Mutasi gen yang telah ada sejak lahir yang diturunkan dari orangtua atau akibat gangguan pembentukan gen sebelum lahir.
Mutasi gen setelah lahir yang disebabkan oleh rokok, radiasi, virus, bahan kimia penyebab kanker, obesitas, akibat hormonal, peradangan dalam jangka waktu lama, dll.
Diagnosa
Diagnosa kanker akan melalui beberapa tahap. Dokter akan melakukan wawancara medis secara detail, kemudian pemeriksaan fisik menyeluruh yang disesuaikan dengan jenis kanker yang dicurigai.
Selain itu, pasien juga akan menjalani pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, radiologis (scan tulang, CT scan, MRI, X-ray), dan biopsi.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan sangat tergantung atas jenis kanker. Setelah diagnosis ditegakkan, barulah dokter akan menentukan diagnosis, stadium, dan cara pengobatan kanker.
Pengobatan
Bagi penderita kanker, berbicara dengan keluarga dan teman dapat meringankan beban yang dirasakan.
Jadi, jangan ragu untuk menumpahkan perasaan kepada mereka yang Anda sayang dan percaya.
Menderita kanker erat hubungannya dengan masalah keuangan. Hal ini amat penting untuk dibahas bersama keluarga dan dokternya, secara terbuka dan jujur. Diskusikanlah masalah ini, tak perlu memaksa untuk menanggungnya sendiri.
Tetaplah dalam kondisi fit dan aktif. Hidup secara normal seperti biasa dan selalu berpikir positif. Usahakan untuk kembali pada aktivitas semula setelah kemoterapi, tentunya setelah membicarakan hal tersebut dengan atasan dan dokter.
Pada akhirnya, kemoterapi merupakan upaya bersama. Keluarga, kerabat, atasan, serta rekan kerja amat perlu untuk mendukung dalam proses.
Baca Juga: Bambang Widjojanto Pertanyakan Status Politisi PDIP Herman Hery dalam Kasus Bansos
Dengan dituntun oleh seorang dokter yang terampil, biasa menghadapi pasien kanker, dan menguasai perihal obat-obatan anti kanker serta efek sampingnya, pasien memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama.
Namun, keberhasilan sebenarnya menjadi tanggung jawab semua orang yang mengelilingi, khususnya keluarga.
Pengobatan kanker pun bergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita, dari mana asal kanker tersebut atau pola
Penyebarannya. Umur, kondisi kesehatan umum pasien, serta sistem pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker. Pengobatan yang umumnya diberikan adalah melalui:
Operasi
Kemoterapi dengan obat-obatan.
Radioterapi dengan menggunakan sinar radiasi.
Terapi hormonal untuk peningkatan daya tahan tubuh.
Secara umum, biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan. Misalnya pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi atau radioterapi, bahkan sering kali pengobatan digunakan dengan kombinasi (operasi, kemoterapi, dan radioterapi).
Sesudah itu, kadang-kadang diberikan terapi hormonal dan biologik sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan, karena kanker hanya dapat sembuh kalau belum menjalar ke tempat lain.
Sedangkan kemoterapi dan radiasi bertujuan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker yang masih tertinggal, atau paling tidak memperlambat perkembangan sel kanker baru.
Dengan demikian, kanker dapat disembuhkan secara total melalui pengobatan kemoterapi dan radiasi. Atau bila kanker sudah sedemikian lanjut, setidaknya pengobatan tersebut dapat berfungsi untuk mengurangi gejalanya.
Pencegahan
Hingga saat ini, cara pencegahan kanker yang 100% benar-benar efektif belum ditemukan. Beberapa cara yang diperkirakan mampu mencegah kanker adalah dengan menghindari pemicu-pemicu mutasi gen, seperti merokok, terlalu sering terkena paparan sinar matahari, virus-virus tertentu (salah satunya virus Human papilloma, virus penyebab kanker serviks), bahan kimia penyebab kanker, obesitas, dll.
Faktor Risiko
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker. Antara lain:
Baca Juga: Waspadai jika Sering Kesemutan pada Tangan dan Kaki, Bisa jadi Anda Derita Penyakit ini
- Riwayat keluarga.
- Usia
Usia di atas 65 tahun lebih berisiko untuk mengalami kanker.
- Kebiasaan buruk
Seperti mengkonsumsi alkohol berlebihan, merokok, paparan sinar matahari berlebihan, obesitas, dan seks yang tidak aman.
- Kondisi kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan kronis, seperti ulcerative colitis juga meningkatkan resiko munculnya kanker jenis tertentu.
- Lingkungan hidup
Bahan kimia berbahaya seperti asbes dan benzena di rumah atau tempat kerja bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini.***