Waspadai jika Sering Sariawan dan Gigi Goyang Tiba-tiba, Bisa jadi Anda Alami Kanker Mulut

- 15 Juni 2021, 12:20 WIB
Waspadai jika Sering Sariawan dan Gigi Goyang Tiba-tiba, Bisa jadi Anda Alami Kanker Mulut./*
Waspadai jika Sering Sariawan dan Gigi Goyang Tiba-tiba, Bisa jadi Anda Alami Kanker Mulut./* /Pixabay/Claudio_Scott



MANTRA SUKABUMI - Harus tetap waspada jika sering sariawan dan gigi goyang secara tiba-tiba, bisa jadi anda sedang mengalami penyakit kanker mulut.

Kanker mulut merupakan kanker yang terjadi pada jaringan dinding mulut, bibir, lidah, gusi, atau langit-langit. Jangan sepelekan penyakit ini.

Kanker mulut juga dapat terjadi pada jaringan di tenggorokan (faring) dan kelenjar ludah.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Markis Kido, Pengukir Sejarah Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Beijing 2008

Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Selasa, 15 Juni 2021. Kanker mulut disebabkan oleh tumbuhnya jaringan abnormal di dalam mulut.

Gejala kanker mulut yang umumnya dirasakan adalah sariawan yang tidak kunjung sembuh, muncul bercak putih atau merah, serta rasa sakit di dalam mulut.

Metode pengobatan kanker mulut dapat berupa radioterapi, kemoterapi, operasi, dan terapi obat bertarget.

Tingkat kesembuhan pasien kanker mulut tergantung pada stadium kanker yang diderita serta kondisi kesehatannya.

Gejala Kanker Mulut
Pada beberapa orang, perubahan yang terjadi pada jaringan mulut akibat kanker mulut dapat tidak disadari karena dianggap sebagai hal yang tidak berbahaya. Tanda-tanda perubahan yang perlu diwaspadai, antara lain:

Baca Juga: Waspadai Cepat Kenyang Meskipun Makan Sedikit, Bisa Jadi Anda Idap Penyakit Berbahaya ini

Sariawan yang tidak kunjung sembuh hingga berminggu-minggu

Sariawan yang disertai dengan perdarahan.
Bercak merah atau putih dalam mulut.
Benjolan atau penebalan di dinding dalam mulut yang tidak kunjung hilang.

Gigi yang goyang tanpa penyebab yang jelas.
Selain perubahan pada jaringan di dalam mulut, gejala yang bisa dirasakan oleh penderita kanker mulut adalah:

Rasa sakit di dalam mulut, terutama di
Sulit atau sakit saat menelan serta mengunyah.

Rahang terasa kaku atau sakit.
Sakit tenggorokan.

Perubahan suara atau cara bicara (misalnya menjadi cadel).

Mengalami kesulitan saat bicara.
Kanker mulut yang sudah memasuki stadium lanjut tidak hanya terjadi di dalam mulut. Pada stadium ini, sel-sel kanker sudah menyebar dan menyebabkan benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Kapan harus ke dokter
Untuk menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut, Anda perlu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi 1-2 tahun sekali. Namun, pemeriksaan dapat dilakukan lebih sering, tergantung pertimbangan dokter berdasarkan kondisi kesehatan rongga mulut Anda.

Gejala awal kanker mulut, misalnya sariawan, sering kali dianggap sebagai suatu hal yang tidak berbahaya dan diabaikan sampai kondisinya sudah parah. Tetaplah waspada terhadap gejala-gejala kanker mulut di atas dan segera periksakan diri ke dokter gigi jika gejala tidak kunjung sembuh selama lebih dari 2 minggu.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 15 Juni 2021: Nino Tampar Elsa, Papa Surya Marah Besar

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Mulut
Kanker mulut terjadi akibat adanya pertumbuhan jaringan abnormal di dalam mulut. Penyebabnya adalah perubahan atau mutasi genetik pada sel di jaringan tersebut, namun penyebab perubahan genetik ini sendiri belum diketahui dengan pasti.

Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut, di antaranya adalah keturunan dan usia (di atas 50 tahun). Beberapa perilaku dan penyakit juga diduga bisa membuat seseorang lebih berisiko terkena kanker mulut. Perilaku yang dimaksud adalah:

Merokok.
Mengonsumsi minuman beralkohol.
Sering mengunyah buah pinang.
Jarang mengonsumsi sayur dan buah.
Tidak menjaga kebersihan dan kesehatan mulut, misalnya membiarkan gigi berlubang.
Sering terpapar sinar matahari, misalnya pekerja lapangan.
Sedangkan penyakit yang diduga berisiko menimbulkan kanker mulut adalah:

Infeksi HPV.
Infeksi herpes mulut.
Penyakit yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, misalnya HIV/AIDS.
Penyakit genetik tertentu, seperti anemia Fanconi atau diskeratosis kongenital.

Diagnosis Kanker Mulut

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah pasien benar-benar menderita kanker mulut, serta untuk menentukan stadium dan penyebaran kanker tersebut.

Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, lalu memeriksa kondisi mulut pasien.

Jika menduga adanya kanker mulut, dokter akan melakukan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan mulut untuk diperiksa di laboratorium.

Sampel jaringan mulut dapat diambil melalui jarum halus (fine needle aspiration) atau melalui sayatan kecil pada kulit.

Biopsi juga dapat dilakukan dengan endoskopi, menggunakan alat menyerupai selang yang dilengkapi kamera dan dimasukkan melalui mulut.

Selain untuk mengambil sampel jaringan mulut, endoskopi juga dapat digunakan untuk melihat kondisi rongga mulut dan area sekitarnya.

Baca Juga: Jawab Tantangan Muannas Alaidid, Andi Arief: Lu Mau Beli Persoalan Ini, Nanti Setelah dengan Dia Beres

Dengan endoskopi, bagian yang sulit terlihat di sekitar rongga mulut, misalnya tenggorokan atau rongga hidung, dapat terlihat dengan jelas.

Untuk melihat penyebaran kanker, dokter akan melakukan beberapa metode pemindaian, seperti foto Rontgen, CT scan, MRI, atau PET scan.

Stadium Kanker Mulut
Kanker mulut dibagi menjadi 4 stadium, berdasarkan ukuran dan tingkat penyebarannya. Berikut ada penjabarannya:

Stadium 1
Pada tahap ini, kanker mulut masih berukuran sangat kecil, sekitar 2 cm dan belum menyebar ke jaringan sekitarnya.

Stadium 2
Pada tahap ini, kanker mulut berukuran 2-4 cm, namun belum menyebar ke jaringan di sekitarnya.

Stadium 3
Pada tahap ini, kanker mulut sudah berukuran lebih dari 4 cm, atau sudah menyebar ke kelenjar getah bening.

Stadium 4
Pada tahap ini, kelenjar getah bening sudah semakin membesar, dan kanker sudah meluas ke beberapa jaringan di luar mulut atau ke organ lain yang jauh, misalnya hati.
Pengobatan Kanker Mulut
Pengobatan kanker mulut oleh dokter onkologi ditentukan dari stadium, letak, dan jenis kanker mulut, serta kondisi kesehatan pasien.

Langkah-langkah penanganan untuk kanker mulut meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, dan terapi obat bertarget. Keempat jenis pengobatan ini dapat dikombinasikan guna mendapatkan hasil yang maksimal.

Operasi
Kanker mulut stadium awal dapat diatasi dengan operasi menggunakan sinar laser (photodynamic therapy).

Namun jika kanker sudah menyebar ke beberapa jaringan di sekitar mulut, perlu dilakukan pengangkatan tumor dengan sayatan perlu dilakukan.

Dokter bedah juga dapat melakukan operasi rekonstruksi wajah untuk membentuk kembali bagian atau jaringan yang diangkat.

Operasi dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan dan infeksi. Selain itu, operasi juga dapat memengaruhi cara makan dan bicara pasien, serta dapat mengubah penampilan pasien.

Radioterapi
Pengobatan kanker melalui radioterapi dilakukan dengan cara membunuh sel kanker menggunakan sinar khusus, seperti sinar X atau proton. Terapi radiasi ini dapat dilakukan dari luar maupun dalam tubuh.

Radioterapi umumnya dikombinasikan dengan kemoterapi atau operasi. Radioterapi yang dilakukan sebelum operasi bertujuan untuk mengecilkan ukuran kanker sebelum diangkat melalui operasi.

Sedangkan radioterapi yang dilakukan setelah operasi bertujuan untuk membasmi sel kanker yang masih tersisa.

Radioterapi untuk kanker stadium akhir tidak dapat membunuh seluruh jaringan kanker di tubuh pasien.

Namun, radioterapi yang dilakukan pada kanker stadium akhir dapat membantu meredakan gejala-gejala kanker yang diderita.

Sama seperti prosedur lainnya, radioterapi juga dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang dapat timbul dari radioterapi meliputi mulut kering, kerusakan pada tulang rahang, dan pembusukan gigi.

Kemoterapi
Dalam menangani kanker yang sudah menyebar luas atau berisiko tinggi tumbuh kembali, dokter menganjurkan pasien menjalani kemoterapi.

Obat-obatan yang digunakan dalam proses ini akan menghancurkan DNA dari sel-sel kanker agar tidak bisa berkembang biak. Beberapa jenis obat-obatan yang digunakan adalah:

Baca Juga: Biodata Hendra Setiawan, Lengkap Agama, Umur, Anak, Istri, Akun Instagram, ini Profil Pasangan Markis Kido

Cisplatin
Carboplatin
Fluorouracil
Docetaxel
Methotraxate
Bleomycin

Meski dapat membantu menyembuhkan kanker, radioterapi dan kemoterapi berpotensi menyebabkan efek samping, seperti mual, muntah, kelelahan, sariawan, serta nyeri di mulut.

Obat-obatan tersebut juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga pasien rentan mengalami infeksi.

Terapi obat bertarget
Selain operasi, radioterapi, dan kemoterapi, kanker mulut juga dapat ditangani dengan terapi obat bertarget. Terapi ini berfungsi untuk membunuh sel-sel kanker dan merangsang sistem imun untuk membunuh sel-sel tersebut.

Terapi obat bertarget dapat diberikan bersama obat kemoterapi. Salah satu jenis obat yang diberikan dokter untuk terapi ini adalah cetuximab.

Terapi obat bertarget dapat menimbulkan efek samping gatal-gatal, ruam, diare, dan infeksi.

Pencegahan Kanker Mulut
Karena penyebabnya belum diketahui, kanker mulut tidak dapat dicegah sepenuhnya.

Tetapi pasien tetap dapat mengambil langkah-langkah sederhana untuk menurunkan risiko menderita kanker mulut, yaitu:

- Tidak merokok.
- Menghindari konsumsi minuman
- Memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan.
- Menjaga kebersihan mulut dengan rutin menyikat gigi.
- Memeriksa kesehatan gigi secara teratur, setidaknya setahun sekali.

Gejala kanker mulut
Pada sebagain orang, perubahan yang terjadi pada jaringan mulut akibat kanker mulut bisa tidak disadari karena dianggap sebagai kondisi tidak berbahaya.

berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi gejala kanker mulut:

- Sariawan yang tidak sembuh-sembuh dalam beberapa minggu

- Benjolan di mulut yang tidak kunjung sembuh

- Benjolan yang tidak kunjung sembuh dan tidak dapat dijelaskan di kelenjar getah bening di leher yang tidak kunjung sembuh

- Nyeri atau kesulitan menelan (disfagia)
- Perubahan suara atau masalah bicara

- Penurunan berat badan yang tidak disengaja

- Pendarahan atau mati rasa di mulut
1 atau lebih gigi yang lepas tanpa alasan yang jelas, atau soket (lubang) gigi yang tidak sembuh setelah gigi dicabut (pencabutan)

- Kesulitan menggerakkan rahang
Bercak merah atau putih di selaput mulut.*** 

Editor: Fauzan Evan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah