7 Gangguan Kesehatan yang Bisa Terjadi Setelah Melahirkan

- 3 Agustus 2021, 17:40 WIB
Ilustrasi melahirkan.
Ilustrasi melahirkan. /Pixabay/SeppH

MANTRA SUKABUMI - Bagi ibu yang baru saja melahirkan sebaiknya lebih waspada karena bisa juga timbul beberapa jenis gangguan kesehatan pada tubuh.

Dengan mengetahui gejala awalnya, ibu pun bisa lebih waspada dan cepat memutuskan untuk konsultasi guna mendapatkan perawatan tepat.

Setelah melahirkan rata-rata para ibu akan lebih fokus merawat bayi ketimbang diri sendiri. Tetapi sayangnya hal itu berisiko dapat memengaruhi kondisi fisik.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Berikut ini beberapa gangguan kesehatan setelah melahirkan yang perlu ibu ketahui, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Selasa, 3 Agustus 2021.

1. Infeksi ginjal

Infeksi ginjal juga dapat terjadi setelah melahirkan hal itu karena bakteri menyebar dari kandung kemih, gejalanya seperti:

Frekuensi buang air kecil lebih sering Demam tinggi
Perasaan mual secara umum Nyeri di punggung bawah atau samping Sembelit Nyeri saat buang air kecil.

Setelah infeksi ginjal didiagnosis, antibiotik baik intravena atau oral biasanya diresepkan. Pasien dianjurkan agar banyak minum cairan dan diminta untuk memberikan sampel urine pada awal dan akhir pengobatan. Ini dilakukan untuk menyaring bakteri yang tersisa.

Pastikan untuk melaporkan demam yang tidak dapat dijelaskan yang terjadi pada minggu-minggu awal setelah melahirkan ke dokter. Ini bisa jadi tanda infeksi setelah melahirkan.

2. Mastitis

Kondisi di mana peradangan pada payudara yang membuat menjadi bengkak disebut mastitis. Hal ini bisa disebabkan karena jaringan payudara luka atau terkena infeksi, yang umumnya hanya terjadi di salah satu bagian payudara.

Awalnya payudara hanya lecet, berwarna kemerahan, atau teraba hangat. Namun lama-lama, ibu mungkin akan demam, menggigil, tidak enak badan, dan mengalami gejala lain seperti flu.

Apabila ibu mengalami gejala tersebut, bisa segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

Cara lain mengatasinya bisa juga dengan mengompres payudara yang sakit dengan kompres dingin untuk meredakan nyeri.

3. Infeksi

Saat melahirkan, bayi akan melewati lubang vagina dan sering kali membutuhkan jahitan. Namun apabila ibu melahirkan dengan cara operasi caesar, akan ada jahitan di bagian perut.

Bagian-bagian luka terbuka tersebut yang sangat berisiko terjadi infeksi. Selain itu, beberapa wanita juga mengalami infeksi lain, seperti infeksi saluran kemih, ginjal, atau vagina setelah lahir.

Segera lakukan pemeriksan ke dokter apabila ibu mengalami beberapa gejala berikut:

- Rasa sakit terus meningkat

- Demam

- Nyeri saat buang air kecil.

4. Nyeri perineum

Bagi wanita yang melahirkan secara normal, nyeri di perineum (area antara rektum dan vagina) cukup umum terjadi. Jaringan lunak ini mungkin meregang atau robek saat melahirkan, menyebabkan bengkak, memar, dan nyeri.

Ketidaknyamanan ini juga dapat diperburuk oleh episiotomi, sayatan yang terkadang dibuat di perineum selama persalinan untuk menjaga agar vagina tidak robek.

Saat tubuh pulih dalam minggu-minggu setelah melahirkan, ketidaknyamanan akan berkurang. Kamu bisa mengurangi rasa nyerinya dengan cara kompres dingin. Bisa juga dengan air hangat yang dioleskan ke area dengan botol semprot atau spons.

Penting juga untuk menyeka dari depan ke belakang setelah buang air besar. Tujuannya untuk menghindari infeksi kuman dari rektum ke perineum.

5. Baby blues

Saat kamu mengalami perasaan sedih dan senang dalam satu waktu, atau merasa lebih menangis dari biasanya pada minggu-minggu setelah melahirkan itu adalah hal yang normal.

Kebanyakan wanita mengalami beberapa bentuk baby blues. Tetapi bila gejala ini berlangsung lebih dari beberapa pekan atau sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, hal itu sudah bisa dikatakan sebagai depresi pascapersalinan.

6. Inkontinensia urine

Inkontinensia urine juga menjadi salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi pada wanita setelah melahirkan.

Kondisi ini umumnya terjadi pada ibu yang melahirkan normal. Hal ini membuat ibu tidak bisa mengontrol buang air kecil saat tertawa, batuk, bersin, dan gerakan mendadak lainnya.

Kondisi ini bisa terjadi karena otot dasar panggul yang menopang kandung kemih menjadi lemah.

Baca Juga: Manfaat Bawang Putih Ternyata Dapat Menjaga Kesehatan Jantung

7. Pendarahan yang berlebihan

Pendarahan postpartum adalah penyebab kematian seorang ibu paling umum saat melahirkan. Kondisi ini biasanya terjadi karena rahim gagal berkontraksi dengan benar setelah plasenta dilahirkan, atau karena robekan di rahim, leher rahim atau vagina.

Setelah bayi dan plasenta lahir, kamu akan dipantau untuk memastikan rahim berkontraksi sebagaimana mestinya.

Alternatif lain umumnya bidan atau dokter akan memijat rahim untuk membantu berkontraksi, atau diberi hormon sintetis yang disebut oksitosin untuk membantu merangsang kontraksi.

Jika masih terjadi pendarahan hebat, kemungkinan akan dilakukan pemeriksaan panggul untuk menemukan penyebab perdarahan, dan tes darah untuk menguji infeksi dan anemia.

Apabila ibu mengalami beberapa gejala ini, sangat dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter:

Aliran darah tidak melambat dan terus mengeluarkan gumpalan besar atau darah merah setelah 3-4 hari

Aliran darah melambat lalu tiba-tiba mulai menjadi lebih deras atau kembali merah cerah setelah sebelumnya sudah lebih gelap

Mengalami nyeri atau kram yang signifikan seiring dengan peningkatan aliran darah.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah