Mampukah Manusia Biasa Lakukan Isra Mikraj seperti Rasulullah SAW

18 Februari 2021, 14:28 WIB
Mampukah Manusia Biasa Melakukan Isra Mikraj Seperti Rasulullah SAW./ /pixabay/chiplanay

MANTRA SUKABUMI – Mampukah manusia biasa melakukan isra mikraj seperti Rasulullah Saw, keadaan dan kemampuan manusia berbeda-beda, ada yang kaya dan ada juga yang miskin, ada yang berilmu tinggi dan ada juga yang bodoh.

Rasulullah Muhammad Saw adalah manusia biasa seperti umumnya, namun Allah Swt memuliakan-nya serta mengangkat derajatnya, termasuk dalam peristiwa isra mikraj 

Isra mikraj terjadi di bulan rajab, salah satu bulan dalam kalender hijriyah yang dimuliakan dalam agama Islam, dimana pada bulan ini terdapat banyak karunia Allah Swt untuk hambanya.

Baca Juga: Jajan di Kantin hingga Staycation di Hotel, ShopeePay Hadirkan Cashback 30%

Baca Juga: SBY Dikabarkan Merestui Rencana KLB, Christ Wamea: Alangkah Baiknya Berhentikan Saja Pak Presiden

Salah satu yang terjadi di bulan rajab adalah adanya peristiwa isra mikraj, suatu peristiwa dimana menjadi momentum perintah sholat, sebagaimana hadis Rasulullah Saw berikut:

قالَ ابنُ حَزْمٍ، وأَنَسُ بنُ مالِكٍ: قالَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: فَفَرَضَ اللَّهُ علَى أُمَّتي خَمْسِينَ صَلاةً، قالَ: فَرَجَعْتُ بذلكَ حتَّى أمُرَّ بمُوسَى، فقالَ مُوسَى عليه السَّلامُ: ماذا فَرَضَ رَبُّكَ علَى أُمَّتِكَ؟ قالَ: قُلتُ: فَرَضَ عليهم خَمْسِينَ صَلاةً، قالَ لي مُوسَى عليه السَّلامُ: فَراجِعْ رَبَّكَ، فإنَّ أُمَّتَكَ لا تُطِيقُ ذلكَ، قالَ: فَراجَعْتُ رَبِّي، فَوَضَعَ شَطْرَها، قالَ: فَرَجَعْتُ إلى مُوسَى عليه السَّلامُ، فأخْبَرْتُهُ قالَ: راجِعْ رَبَّكَ، فإنَّ أُمَّتَكَ لا تُطِيقُ ذلكَ، قالَ: فَراجَعْتُ رَبِّي، فقالَ: هي خَمْسٌ وهي خَمْسُونَ لا يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ، قالَ: فَرَجَعْتُ إلى مُوسَى، فقالَ: راجِعْ رَبَّكَ، فَقُلتُ: قَدِ اسْتَحْيَيْتُ مِن رَبِّي، قالَ: ثُمَّ انْطَلَقَ بي جِبْرِيلُ حتَّى نَأْتِيَ سِدْرَةَ المُنْتَهَى فَغَشِيَها ألْوانٌ لا أدْرِي ما هي؟ قالَ: ثُمَّ أُدْخِلْتُ الجَنَّةَ، فإذا فيها جَنابِذُ اللُّؤْلُؤَ، وإذا تُرابُها المِسْكُ.

Artinya: Diriwatkan dari sahabat ANNAS bin Malik RA bahwa, Rasulullah Saw bersabda: 

“Allah Swt memerintahkan shalat sebanyak 50 waktu sebagai kewajiban atasku dan umatku, setelah menerima perintah (shalat) itu Nabi Saw kembali, dan berpapasan dengan Nabi Musa As seraya berkata: Apa yang diwajibkan oleh tuhanmu kepada umatmu? 

Baca Juga: 3 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Duduki Kampus Terbaik Dunia, Hidayat Nur Wahid: Ikut Bersyukur Alhamdulillah

Nabi Saw menjawab: Shalat sebanyak 50 waktu.” 

Nabi Musa berkata: 

“Kembalilah menghadap Tuhanmu, sesungguhnya umatku tidak akan sanggup melaksanakannya.” 

Maka Nabi Muhammad kembali dan meminta keringan kepada Tuhan seperti yang disarankan oleh Nabi Musa As. Kemudian Allah memberikan keringanan sehingga jumlahnya menjadi separuhnya. 

Setelah itu Nabi Saw kembali bertemu Musa As, dan menyarankan agar meminta keringanan pada Tuhannya untuk kedua kalinya. “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya.”

Baca Juga: Geledah Dikpora Yogyakarta Atas Kasus Mandala Krida, KPK Amankan Beberapa Dokumen Penting

Lalu Nabi Saw lagi-lagi menemui Tuhan untuk memohon keringanan, dan Allah memberi keringanan menjadi lima waktu. 

Allah berfirman: “Inilah lima waktu shalat yang wajib, nilainya sama dengan lima puluh waktu dan kalam-Ku tidak dapat berubah lagi.”

Nabi Saw bertemu Nabi Musa as lagi, dan lagi-lagi Nabi Musa As meminta Nabi Muhammad Saw, agar meminta keringanan untuk ketiga kalinya. Tetapi kali ini Nabi Saw tidak menemui Tuhan untuk memohon keringaan yang kesekian kalinya seperti yang disarankan Nabi Musa as. Nabi Saw berkata: “Aku sangat malu bertemu Tuhanku.”

Setelah itu Jibril membawa Nabi Muhammad saw ke Sidratul Muntaha yang diselimuti berbagai warna yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Setelah itu, Nabi Saw diizinkan masuk kedalam surga, didalamnya ditemukan tembok-tembok kecil yang terbuat dari mutiara dan tanahnya mengeluarkan wangi kesturi.” (HR. Bukhari).

Baca Juga: Gawat, Aldebaran Berikan Sikap Dingin pada Reyna, Ikatan Cinta RCTI 18 Februari 2021

Jika Rasullah Saw melakukan isra mikraj, lalu bagaimana dengan umatnya? Apakah mereka diwajibkan juga untuk isra dan mikraj? 

Jawaban-nya tentu sama, akan tetapi dengan cara yang berbeda tidak sama seperti Rasulullah Saw, isra bagi umatnya adalah memperjalankan perintah Allah Swt dan Rasulnya, sedang mikraj bagi umatnya adalah sholat fardhu

الصلاة معراج المؤمن

Artinya: “Sholat adalah mikrajnya seorang mukmin”. ***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler