Inilah Cara Marah dan Senyum Rasulullah SAW untuk Sayyidina Abu Bakar RA

14 Maret 2021, 14:40 WIB
Inilah Cara Marah dan Senyum Rasulullah SAW untuk Sayyidina Abu Bakar RA //mantrasukabumi.com/Pixabay/ matponjot

 

MANTRA SUKABUMI - Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tersenyum kepada sahabatnya Abu Bakar radhiallahu’anhu ketika ia sedang dicaci maki oleh seorang lelaki.

Namun belum beberapa lama Rasulullah SAW, terlihat marah dan hilanglah senyum dari bibir-Nya, saat Abu Bakar radhiallahu’anhu mulai menanggapi perkataan lelaki tersebut.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menginginkan agar Abu Bakar bersabar dan pasrah kepada Allah SWT, karena Allah SWT tidak akan meninggalkan-Nya.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Ruhut Sitompul Yakin Ketum PD Hasil KLB Sibolangit Moeldoko Disyahkan Menkumham

Dikutip mantrasukabumi.com dari hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal, dalam musnad, dan al-Imam Ahmad bin Mu’assasah dalam al-Risalah, juz 15, halaman. 390.

Dalam riwayat tersebut diceritakan bahwa Rasulullah SAW tersenyum melihat keadaan Abu Bakar radhiallahu’anhu, namun seketika Rasulullah SAW marah melihat Abu Bakar radhiallahu’anhu.

Kutipan hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal.

حدثنا يحيى عن ابن عجلان قال حدثنا سعيد بن أبي سعيد عن أبي هريرة: أن رجلا شتم أبا بكر والنبي صلى الله عليه وسلم جالس، فجعل النبي صلى الله عليه وسلم يعجب ويتبسم، فلما أكثر رد عليه بعض قوله، فغضب النبي صلى الله عليه وسلم وقام، فلحقه أبو بكر،

فقال: يا رسول الله، كان يشتمني وأنت جالس، فلما رددت عليه بعض قوله غضبت وقمت. قال: (إنه كان معك ملك يرد عنك، فلما رددت عليه بعض قوله، وقع الشيطان، فلم أكن لأقعد مع الشيطان).

ثم قال: (يا أبا بكر، ثلاث كلهن حق: ما من عبد ظلم بمظلمة فيغضي عنها لله عز وجل، إلا أعز الله بها نصره، وما فتح رجل باب عطية يريد بها صلة، إلا زاده الله بها كثرة، وما فتح رجل باب مسألة يريد بها كثرة، إلا زاده الله عز وجل بها قلة).


Artinya: Yahya menceritakan kepada kami dari Ibnu ‘Ajlan, Sa’id bin Abi Sa’id, telah menceritakan kepada kami dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu , dikatakan bahwa:

Sesungguhnya ada seorang lelaki mencela Abu Bakar radhiallahu’anhu, sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan duduk.

Baca Juga: Anggota DPR RI: KSP Moeldoko Mohon Maaf pada Demokrat, SBY dan AHY serta Mundur dari Ketum Hasil KLB

Kejadian itu membuat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam heran dan tersenyum.

Kemudian, ketika Abu Bakar mulai menanggapi dengan bantahan, terhadap celaan lelaki tersebut, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam marah dan berdiri pergi.

Abu Bakar radhiallahu’anhu pun menyusul Nabi Muhammad SAW, lalu berkata:

“Wahai Rasulullah SAW, orang itu mencelaku, engkau hanya duduk dan diam. Ketika aku membantah sebagian perkataannya, engkau berdiri dan pergi dalam keadaan marah.”

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjawab: “Sesungguhnya ada malaikat bersama-Mu yang akan membantahnya untukmu.

Ketika engkau mulai membantah sebagian perkataannya, setan datang. Dan aku tidak akan pernah mau, duduk bersama setan.”

Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Bakar, ada 3 hal yang menjadi hak seorang hamba:

1) Tidaklah seorang hamba yang terzalimi dengan kezaliman, kemudian ia berpasrah diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali Allah pasti memenangkannya dengan pertolongan-Nya.

Baca Juga: Rutan Bareskrim di Sulap Jadi Pesantren oleh Habib Rizieq, Iwan Fals: Alhamdulilah

Baca Juga: Baim Wong Umumkan Kiano Bakal Punya Adik, Netizen Singgung Raffi Ahmad dan Nagita

2) Tidaklah seseorang yang membuka pintu kedermawanan yang ia harapkan dapat menjadi penyambung silaturahim, kecuali Allah pasti tambahkan harta yang banyak atasnya.

3) Tidaklah seseorang yang membuka pintu permintaan yang dia harapkan untuk mendapatkan harta yang banyak, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla pasti tambahkan kekurangan kepadanya.

Dari hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ini kita dapat belajar untuk selalu sabar dan berpasrah diri kepada Allah Subhanahu wata’ala, karena yakin akan pertolongan-Nya.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler