5 Peristiwa Besar yang Terjadi di Bulan Sya'ban, Salah Satunya Diangkatnya Amal

15 Maret 2021, 20:26 WIB
Hari ini 15 Maret 2021 dalam penanggalan Hijirah sudah memasuki bulan Syaban 1442 H. /Ilustrasi: Pixabay / Mohamed Hasan/

MANTRA SUKABUMI - Bulan Sya’ban merupakan bulan yang sangat penting dalam kehidupan umat Muslim, terlebih banyak peristiwa besar yang terjadi.

Peristiwa besar seperti diangkatnya amal umat manusia pada Bulan Sya'ban yang merupakan bulan paling dekat dengan Ramadhan ini.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Bulan Saya'ban tentu harus menjadi pengingat bagi kita, sebagai upaya peningkatan kualitas iman dan taqwa seorang muslim.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT 

Baca Juga: Natalius Pigai: 12 NGO Internasional Lapor Kondisi HAM di Papua, Presiden Jokowi Harus Buka Dialog

Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, inilah 5 peristiwa yang terjadi pada Bulan Sya'ban :

1. Diangkatnya catatan amal

Salah satu hal yang menjadikan bulan Sya’ban utama adalah pada bulan ini semua amal kita diserahkan kepada Allah SWT.

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW.

“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.”

Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh dalam satu tahun.

Menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan.

 Baca Juga: Mudah Dicari, 7 Obat Rumahan untuk Penyakit Batu Ginjal. Salah Satunya Kemangi

Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.

2. Ditentukannya Umur

Bulan Sya'ban ini juga bulan ditentukannya ajal seseorang. Namun harus diingat sejatinya perbuatan dan keputusan Allah tidaklah ditentukan oleh waktu dan tempat.

Bisa saja penentuan umur itu ditetapkan di Bulan Sya’ban bisa juga tidak.

لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٞۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (Surah Asy-Syura: 11).

Nabi bersabda, sesungguhnya Allah mencatat di bulan Sya'ban setiap diri yang mati di tahun itu (dicatat ajalnya), maka aku suka datangnya ajalku sedangkan aku dalam keadaan berpuasa, (HR. Abu Ya’la). Karena itu juga Nabi memperbanyak puasa di bulan Syaban ini.

3. Turunnya ayat tentang anjuran shalawat untuk Rasulullah SAW

Pada bulan Sya’ban pula diturunkan ayat anjuran untuk bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Baca Juga: Tanggapi Wacana 3 Periode, Presiden Jokowi: Apa Lagi yang Harus Saya Sampaikan? Janganlah Buat Kegaduhan Baru

Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Sya’ban adalah bulan shalawat. Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan.

4. Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram

Menurut Al-Qurthubi saat menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.

Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad SAW.

Bahkan Nabi Muhammad SAW berdiri menghadap langit setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu seperti Surat Al-Baqarah ayat 144 berikut.

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

Artinya, “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”

5. Sya’ban bulan Al-Qur’an

Di sebagian atsar disebutkan bahwa dinamakan Sya’ban juga sebagai Syahrul Qur’an (bulannya Al Qur’an).

Walau Al-Qur’an dituntut untuk dibaca di setiap waktu, namun ada waktu-waktu yang memang lebih ditekankan untuk dibaca seperti di bulan Ramadhan dan Sya’ban.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Jawa Barat Rangking Pertama dalam Jumlah Vaksinasi Covid-19 Tenaga Profesi Publik 

Bulan Syaban ini juga disebut sebagai Syahrul Qurra’ (bulannya para pembaca al Qur’an). Amr bin Qais tatkala masuk bulan Syaban dia tutup tokonya dan mengosongkan waktunya khusus untuk membaca Al Qur’an.

Bahkan, Syekh Ahmad Hijazi rahimahullah menyatakan bahwa kaum salafus shalih menyambut bulan Syaban dengan membaca Al Qur’an.***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler