Penjelasan Hukum Buka Puasa bagi Orang yang dalam Perjalanan di Bulan Ramadhan

22 Maret 2021, 15:06 WIB
Menu Buka Puasa /Pixabay/

MANTRA SUKABUMI - Safar artinya melakukan perjalanan yang melewati 2 marhalah, lalu bagaimana hukum bagi orang yang berbuka puasa di saat Safar pada bulan Ramadhan?

Penjelasan mengenai hukum berbuka puasa di bulan Ramadhan bagi orang yang sedang safar sangat beragam, yang insyaallah akan dijabarkan pada bahasan selanjutnya.

Hukum safar biasanya dibahas dalam bab sholat, namun dalam bab puasa di bulan Ramadhan pun dijelaskan hukum safar bagi orang yang sedang berpuasa, bolehkah ia berbuka atau tetap terus melanjutkan puasa?

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: BWF Kian Tersudut, Negara Peserta All England Ungkap Kekecewaan Tanpa Pemain Indonesia

Dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, terdapat penjelasan tentang hukum berbuka puasa bagi orang yang sedang safar di bulan suci Ramadhan.

Untuk lebih jelasnya mari kita simak bahasanya, mengenai hukum berbuka puasa bagi orang yang sedang safar di bulan Ramadhan, diriwayatkan oleh Sayyidina Hamzah bin Amru Al Aslami RA, beliau berkata:

يا رسول الله: أجد بي قوة على الصيام في السفر. فهل علي جناح ؟، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “هي رخصة من الله فمن أخذ بها فحسن. ومن أحب أن يصوم فلا جناح عليه

Artinya, Wahai Rasulullah, saya memiliki kekuatan untuk berpuasa dalam safar, apakah salah saya melakukannya? Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab:

Baca Juga: Usai Tim Indonesia Didepak dari All England, Langkah Berani Jokowi Bikin Bangga Indonesia

“Itu adalah rukhshah (keringanan) dari Allah, barang siapa yang mau mengambilnya (yakni tidak puasa) maka itu baik, dan barang siapa yang mau berpuasa maka tidak ada salahnya.” (HR. Muslim No. 1121. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, no. 7947. Ibnu Khuzaimah No. 2026)

Diriwayatkan juga dari Sayidina Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, beliau berkata:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم خرج إلى مكة عام الفتح في رمضان فصام حتى بلغ كراع الغميم فصام الناس معه فقيل له يا رسول الله إن الناس قد شق عليهم الصيام فدعا بقدح من ماء بعد العصر فشرب والناس ينظرون فأفطر بعض الناس وصام بعض فبلغه أن ناسا صاموا فقال أولئك العصاة

Artinya, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar pada tahun Fath (penaklukan) menuju Mekkah pada saat Ramadhan. Kala itu beliau sedang berpuasa hingga sampai pinggiran daerah Ghanim.

Banyak juga orang berpuasa bersamaNya. Dikatakan kepadaNya: Wahai Rasulullah, nampaknya orang-orang kepayahan berpuasa? Kemudian Beliau meminta segelas air setelah asar,

Baca Juga: Ditampar Tim Indonesia Pakai Hasil Tes Swab Negatif, Akun BWF Jadi Bulan-bulanan Netizen

lalu beliau minum, dan banyak orang melihatnya. Maka sebagian orang berbuka, dan sebagian lain tetap berpuasa. Lalu, disampaikan kepadanya bahwa ada orang yang masih puasa.

Maka Beliau bersabda: “Mereka durhaka.” (HR. Muslim No. 1114. Ibnu Hibban No. 2706, An Nasa’i No. 2263. At Tirmidzi No. 710. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra No.7935)

Di lain waktu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengkritik orang yang sedang berpuasa dalam keadaan safar, dan ia dalam kesusahan karenanya.

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم في سفره. فرأى رجلا قد اجتمع الناس عليه. وقد ضلل عليه. فقال: “ماله ؟” قالوا: رجل صائم. فقال رسول الله عليه وسلم: “ليس من البر أن تصوموا في السفر

Artinya, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tengah dalam perjalanannya. Dia melihat seseorang yang dikerumuni oleh sebagian orang. Ia nampak kehausan dan kepanasan.

Baca Juga: Subhanallah, Inilah Tanda Kiamat yang Sudah Terjadi di Arab Saudi

Rasulullah bertanya: “Kenapa dia?” Mereka menjawab: “Seseorang yang puasa.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak ada kebaikan kalian berpuasa dalam keadaan safar.” (HR. Muslim No. 1115)

Jika diperhatikan berbagai riwayat hadits tersebut diatas, maka berbuka puasa ketika dalam safar, itu dianjurkan, apalagi jika perjalanan tersebut diperkirakan melelahkan.

Oleh karena itu, para imam hadits mengumpulkan hadits-hadits ini dalam bab tentang anjuran berbuka ketika safar atau dimakruhkannya puasa ketika safar.

Sayyidina Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, berkata:

لا تعب على من صام ولا من أفطر. قد صام رسول الله صلى الله عليه وسلم، في السفر، وأفطر.

Artinya, Tidak ada kesulitan bagi orang yang berpuasa, dan tidak ada kesulitan bagi yang berbuka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berpuasa dalam safar dan juga berbuka. (HR. Muslim No. 1113)

Masih dari riwayat Sayyidina Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma, beliau berkata:

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto: Saya Dipanggil Gus Dur Ketemu di Istana Raja Yordan

سافر رسول الله صلى الله عليه وسلم في رمضان. فصام حتى بلغ عسفان. ثم دعا بإنء فيه شراب. فشربه نهارا. ليراه الناس. ثم أفطر. حتى دخل مكة .قال ابن عباس رضي الله عنهما: فصام رسول الله صلى الله عليه وسلم وأفطر. فمن شاء صام، ومن شاء أفطر

Artinya, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengadakan perjalanan pada Ramadhan, dia berpuasa singga sampai ‘Asfan.

Kemudian dia meminta sewadah air dan meminumnya pada waktu siang hari. Orang-orang melihatnya, lalu beliau berbuka hingga masuk Mekkah.

Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma berkata: “Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpuasa dan berbuka. Barang siapa yang mau maka dia puasa, dan bagi yang mau buka maka dia berbuka.”

Dengan memadukan berbagai riwayat diatas, dapat disimpulkan bahwa anjuran dasar bagi orang yang safar adalah berbuka. Namun bagi yang sulit dan lelah, maka lebih baik dia berbuka saja.***

 

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler