Penentuan Awal Ramadhan Melalui Metode Rukyat Hilal Sesuai yang Dicantumkan dalam Hadist Rasulullah SAW

22 Maret 2021, 21:35 WIB
Ilustrasi bulan Ramadhan 1442 H /Pixabay/Mohamed_hassan

MANTRA SUKABUMI - Hilal adalah penampakan bulan baru atau sabit, sebagai penanda dimulainya bulan baru, begitupun bulan suci Ramadhan dalam kalender Hijriah.

Sedangkan rukyat adalah aktivitas mengamati hilal yang tampak di ufuk barat. Yang biasa dilakukan menjelang matahari terbenam di beberapa lokasi yang sudah ditentukan.

Dalam menentukan awal puasa Ramadhan, metode rukyat hilal, dilakukan pada 32 provinsi untuk pemantauan hilal, yang tersebar di Indonesia.

 Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Bayar Kontan, Setelah Diusir dari All England, Hukum Karma Berlaku

Dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, dalam kalender Hijriah, perhitungan hari dimulai saat matahari terbenam, setelah itu tinggal menunggu kemunculan bulan sabit.

Minimal 2 orang yang melihat hilal, atau bulan sabit, maka dapat dipastikan bahwa malam itu sudah masuk tanggal 1. Sebagaimana Rasulullah SAW jelaskan di dalam hadits-Nya.

Berpuasa karena melihat hilal, dan berhari raya juga pun karena melihat hilal, jika tertutup awan maka genapkan hingga tiga puluh hari, diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

Artinya, Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Sya’ban sampai tiga puluh hari. (HR. Bukhari No. 1909)

Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Baca Juga: Disaksikan Presiden Jokowi, Ulama ini Terima Suntikan Perdana Vaksin AstraZeneca

فَصُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ ثَلَاثِينَ

Artinya, Maka berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, lalu jika kalian terhalang maka ditakarlahlah sampai tiga puluh hari. (HR. Muslim No. 1080, 4)

إِنَّمَا الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ فَلَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ

Artinya, Sesungguhnya sebulan itu 29 hari, maka janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihatnya (hilal), dan janganlah kalian berhari raya sampai kalian melihatnya, jika kalian terhalang maka takarkan/perkirakan/hitungkanlah dia. (HR. Muslim No. 1080)

Setelah hilal nampak maka esok harinya umat islam berpuasa, yaitu pada tanggal 1 Ramadhan, dan menjalankannya harus dengan keimanan dan ketakwaan.

Karena puasa yang didasari imam dan takwa dapat menghilangkan dosa-dosa yang lalu, sebagaimana Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Baca Juga: Mantan Mensos Juliari Batubara Akui Pernah Beri Uang Sebesar 50 Ribu Dolar Singapura ke Ketua DPC PDIP Kendal

ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Artinya, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 38, 1910, 1802)

Makna diampuni dosa-dosa yang lalu adalah dosa-dosa kecil, sebab dosa-dosa besar seperti membunuh, berzina, mabuk, durhaka kepada orang tua, sumpah palsu, dan lainnya hanya bisa dihilangkan dengan tobat nasuha. ***

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler