Jangan Terkecoh antara Karomah dan Sihir, Kenali Ciri-ciri Keajaiban yang Mungkin Ada pada Diri Anda

13 April 2021, 21:34 WIB
Ilustrasi berdzikir /Lilis indasari/Portal Pasuruan/Lilis indasari

MANTRA SUKABUMI – Waspada, banyak yang terjadi di dalam lingkungan kehidupan sehari-hari atau menyaksikan kejadian-kejadian yang bersifat keajaiban, baik yang sengaja ditemui atau pun tidak sengaja. Bahkan mungkin terjadi pada diri anda.

Hal ini perlu dipahami oleh siapapun yang hendak mendekatkan diri dengan Tuhan atau para sufi pemula yang dalam perjalanan sufistik-nya. Untuk itu, perlu dipahami ciri-ciri keajaiban tersebut.

Sekiranya ada tokoh pembimbing spiritual, apakah itu syekh, mursyid, atau wali, yang mengaku berkemampuan untuk berkomunikasi dengan para penghuni alam malakut sehingga mereka memiliki kemampuan memahami sejumlah rahasia, misalnya mampu menebak kejadian yang akan datang.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih

Informasi itu tidak bisa diparalelkan dengan kemutlakan kebenaran wahyu. Dalam literatur sunni, mungkin itu hanya bisa disebut ilham. Keluarbiasaan atau keajaiban yang dimiliki orang-orang tersebut bukanlah mukjizat, melainkan karomah.

Dikutip mantrasukabumi.com dari buku ‘Tasawuf Modern’ karya Prof. Dr. Nasaruddin Umar, sebagaimana dijelaskan dalam ontologi Islam, ada tiga hal yang dapat dianggap luar biasa (khariq al-‘adat), yakni mukjizat, karomah, dan sihir.

Mukjizat adalah perbuatan yang luar biasa yang muncul pada diri seorang Nabi atau Rasul. Seperti Nabi Ibrahim yang dapat keluar dari lautan api tanpa sedikitpun anggota badannya cedera, Nabi Musa membelah lautan, dan Nabi Isa menghidupkan orang mati.

Baca Juga: Bolehkah Salat Tarawih Empat Rakaat dalam Satu Kali Salam, Begini Penjelasan Buya Yahya

Karomah adalah perbuatan luar biasa, tetapi hanya muncul pada diri seorang wali. Contohnya, seperti yang ditunjukkan oleh Khidir dalam Al-Qur’an.

Sedangkan sihir adalah perbuatan luar biasa juga, tetapi lebih sederhana, sihir muncul pada diri orang yang mempelajari ilmunya dengan tekun. Contohnya tukang-tukang sihir pada zaman Nabi Musa yang mendemonstrasikan sihir ularnya.

Kepada para calon sufi atau sufi pemula, tak perlu terkecoh oleh keajaiban seseorang, sebab, mungkin saja itu adalah tukang sihir atau seseorang yang memiliki kemampuan untuk memerintah Jin.

Baca Juga: PKB Diguncang Isu Muktamar Luar Biasa, Eks Ajudan Gus Dur: Gak Heran Kader Dikelabui untuk Kepentingan Pribadi

Meski demikian, tak bisa juga kita mengingkari bahwa ada hamba-hamba Tuhan yang dikarunia kedekatan sehingga ia diberi ilham atau kekeramatan (karomah).

Inilah yang perlu dicari dan diikuti para sufi pemula. Sufi pemula juga tidak boleh terlalu yakin dengan bisikan-bisikan dan informasi gaib yang muncul pada dirinya, sebab belum tentu itu bisikan Malaikat. Boleh jadi itu bisikan Syaitan.

Yang paling penting adalah keikhlasan sejati seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT tanpa ada motivasi duniawi sekecil apapun. Kalaupun seandainya Allah SWT memberikan kekhususan seperti apa yang pernah diberikan Tuhan kepada kekasih-Nya yang lain, biarkanlah itu disimpan di dalam memorinya sendiri.

Tak perlu hal itu digembar-gemborkan. Apalagi didasari oleh dorongan keinginan untuk menjadi populer dan demi kepentingan duniawi lainnya.

Oleh karena itu, orang yang hendak menjalani kehidupan sufistik harus belajar banyak, diantaranya memilih pembimbing yang benar, dan tidak boleh meninggalkan apalagi mengecilkan arti dan peran syariat.

Jangan sampai kita menginginkan kedekatan, tetapi yang diperoleh adalah kesesatan.***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler