Bacaan Niat Shalat dan Khutbah Gerhana Bulan Berjamaah dan Sendiri Lengkap dengan Tata Cara Pelaksanaannya

25 Mei 2021, 09:50 WIB
Ilustrasi Bacaan Niat Shalat dan Khutbah Gerhana Bulan Berjamaah dan Sendiri Lengkap dengan Tata Cara Pelaksanaannya. /*/dok. kemenag.go.id

MANTRA SUKABUMI – Bacaan niat shalat gerhana bulan atau shalat khusuf berjamaah dan sendiri dilengkapi dengan panduan pelaksanaan shalat sunnah gerhana bulan.

Sehubungan dengan itu, BMKG sudah memberikan informasi bahwa akan terjadi gerhana bulan total “Super Blood Moon” di langit Indonesia. Maka umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan secara berjamaah maupun sendiri.

Berikut ini adalah bacaan niat shalat gerhana bulan berjamaah dan sendiri karena masih dalam keadaan pandemi.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 25 Mei 2021: Elsa Panik, Riki Mengantarkan Tasnya dan Bertemu Pak Chandra

Menurutnya, sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, umat Islam sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) untuk melakukan salat gerhana, walaupun dalam posisi gerhana bulan sebagian.

Panduan dan tata cara shalat gerhana bulan berjamaah ini lengkap dengan bacaan niat dan khutbah singkat.

Sholat gerhana bulan bisa dilakukan sendiri atau berjamaah, dengan Niat dan Tata Cara Sholat Khusuf yang sedikit berbeda.

Dikutip mantrasukabumi.com dari kemenag.go.id pada Senin, 25 Mei 2021, berikut ini Niat dan Tata Cara Sholat Khusuf berjamaah lengkap dengan contoh Khutbah Gerhana Bulan 2021.

Bacaan Niat Sholat Khusuf / Gerhana Bulan Berjamaah

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ.

Aku niat sholat sunah gerhana bulan dua rakaat imaman/ma'muman karena Allah taala.

Baca Juga: Niat dan Tata Cara Sholat Gerhana Bulan Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Terjemah

Niat Sholat Khusuf / Gerhana Bulan Sendiri

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

"Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Melaksanakan Sholat Sunah Gerhana Bulan

a. Berniat di dalam hati;

b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa;

c. Membaca doa iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).

Sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901).

Baca Juga: Agnez Mo Pamer Pose Seksi Saat Berada di Pantai, Tatto di Paha Jadi Sorotan Netizen

d. Kemudian ruku sambil memanjangkannya;

e. Kemudian bangkit dari ruku (i’tidal)

f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;

g. Kemudian ruku kembali (ruku kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku sebelumnya;

h. Kemudian bangkit dari ruku (i’tidal);

i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;

Dilansir dari NU Online Berikut ini Contoh Teks Khutbah Singkat Gerhana Bulan 2021 tema Berdoalah, Bertakbirlah, Bersedekahlah.

Baca Juga: Ribuan Bom Israel Ditemukan Gagal Meledak di Palestina, Hilmi Firdausi: Pertolongan Allah Itu Sungguh Nyata

Khotbah I

اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِي خَلَقَ اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ وَالَّذِي جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ إِعْتِبَارًا لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَّسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحـْدَهُ لاَشـَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ . خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ . اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. وقال أيضاً: هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ . مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ . يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Jamaah a‘zakumullah, Sebagian besar kita kerap salah paham, begitu kata “ayat-ayat Allah” disebutkan maka yang tergambar hanya teks Al-Qur’an. Padahal, Allah menciptakan ayat bukan semata huruf-huruf atau lafal-lafal suci. Ayat secara bahasa berarti tanda.

Apa itu tanda? Tanda adalah sarana yang dianggap representasi dari kehadiran sesuatu. Allah menciptakan tanda akan keberadaan Diri-Nya bukan melalui Al-Qur’an saja. Alam semesta dan diri kita pun adalah bagian dari tanda alias ayat-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?“ (QS Fushshilat [41]:53 ).

Baca Juga: Baru Saja Umumkan akan Menikah, Rizky Billar Sudah Sarankan Lesti Kejora Lahiran Caesar

Dari sinilah kemudian muncul istilah ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah berupa ayat Al-Qur’an yang bisa kita baca dan ucapkan, sementara ayat kauniyah berupa realitas ciptaan di luar itu, seperti penciptaan manusia dan hewan, pergantian siang dan malam, serta fenomena alam lainnya.

Termasuk segenap hal yang ada dalam diri manusia: tentang metabolisme tubuh, emosi, pikiran, perasaan, dan lain-lain. Ayat atau tanda yang disebutkan terakhir ini bisa dibaca jika dan hanya jika kita merenungkan dan menghayatinya secara mendalam.

إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ  الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya, Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka’.” (QS Ali Imran [3]:190-191).

Peristiwa gerhana matahari dan bulan total ini merupakan momentum tepat bagi kita semua untuk merenungkan dahsyatnya kekuasaan Penguasa Alam Raya ini.

Baca Juga: Foto Gibran Rakabuming saat Pakai Syal Palestina Kembali Digunjing Netizen: Heran Saya

Ini juga momentum seorang hamba untuk mengagungkan Tuhannya, meningkatkan kualitas penghambaan, dan membantu sesama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari tanda-tanda (keagungan) Allah. Keduanya tidak memunculkan gerhana lantaran peristiwa kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana itu, lekaslah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dan dirikanlah shalat, dan bersedekahlah.” (HR Bukhari)

Mari kita gunakan kesempatan langka ini untuk bermuhasabah, mengintropeksi diri sendiri. Sudahkah doa, takbir, dan sedekah kita berada di jalan yang benar?

Apakah kita berdoa sebagai wujud ketawadhuan kepada Sang Khaliq atau keserakahan kita sebagai manusia yang serba-ingin?

Berdoa karena kita membutuhkan Allah atau sekadar memenuhi nafsu diri sendiri? Pernahkah kita tidak meremehkan doa sebagai perintah dari Allah subhanahu wata’ala?

Baca Juga: Pengamat Sebut Ganjar Harus Sabar, Netizen : Taktik Puan Naikkan Elektabilitas Gubernur Jateng di Pilpres 2024

Lalu bagaimana dengan takbir kita? Sudahkah ia lebih mendalam dan bermakna dari sebatas kata-kata? Apakah kita bagian dari sebagian orang yang bertakbir membesarkan nama Allah tapi di saat bersamaan juga membesarkan ego pribadi dan kelompoknya sendiri?

Bagaimana pula dengan sedekah kita? Seberapa besar manfaat yang dibawa harta dan kehadiran kita untuk orang-orang sekitar?

Masihkah kita membeda-bedakan dalam bersedekah orang yang kita senangi dan orang yang kita benci? Sudah kita tak mengharap pamrih dari jasa-jasa yang kita buat meskipun sekadar pujian dan terima kasih?

Jamaah a‘zakumullah,

Apapun momentumnya, seyogianya hal itu menjadi bahan memperbaiki kualitas kepribadian kita. Semakin dekat kepada Allah dari hari ke hari, kian bersahabat dengan alam dan manusia lainnya dari waktu ke waktu.

Hal itu bisa dilakukan hanya dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dan Dzat yang diagungkan, melebihi apa saja, tak terkecuali jabatan, gelar, harta, atau lainnya.

Imam Al-Ghazali pernah bertanya, “Apa yang paling besar di dunia ini?” Murid-muridnya yang menjawab, “Gunung.” “Matahari.” “Bumi.” Imam Al-Ghazali berkata, “Semua jawaban itu benar, tapi yang jauh lebih besar adalah hawa nafsu.

Baca Juga: Soal Orang yang Keberatan atas Sumbangan ke Palestina, Ulil Abshar Bandingkan dengan Sumbangan Jokowi ke India

Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.” Semoga kita semua bisa belajar dan mengambil dari peristiwa gerhana matahari dan bulan ini.   

Khotbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ  

Demikian, itulah niat dan tata cara sholat Khusuf lengkap dengan contoh Khutbah Gerhana Bulan 2021.***

Editor: Abdullah Mu'min

Tags

Terkini

Terpopuler