4 Amalan yang Harus Dilakukan Umat Islam saat Gerhana Bulan 26 Mei 2021 Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

25 Mei 2021, 13:50 WIB
Ilustrasi 4 Amalan yang Harus Dilakukan Umat Islam saat Gerhana Bulan 26 Mei 2021 Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW. /*/Pixabay/sharonang//Pixabay/sharonang

MANTRA SUKABUMI - Gerhana Bulan adalah peristiwa langka yang akan terjadi pada Rabu, 26 Mei 2021.

Sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, umat Islam sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) untuk melaksanakan Sholat Khusuf atau Gerhana Bulan.

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan melaksanakan amalan lainnya ketika terjadi Gerhana Bulan.

 Baca Juga: Pengamat Sebut Ganjar Harus Sabar, Netizen : Taktik Puan Naikkan Elektabilitas Gubernur Jateng di Pilpres 2024

Dilansir mantrasukabumi.com dari Rumaysho pada Selasa, 25 Mei 2021, berikut ini 4 amalan yang harus dilakukan saat Gerhana Bulan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa gerhana seringkali dikaitkan dengan mitos kematian, padahal peristiwa ini murni kejadian alam yang merupakan salah satu tanda keagungan Allah SWT.

Oleh karena itu, pada saat gerhana, Islam mengajarkan untuk memperbanyak melakukan amal ibadah, di antaranya sebagai berikut:

1. Memperbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)

 Baca Juga: Eggi Sudjana Gugat Jokowi Mundur dari Presiden, Ruhut Sitompul: Mestinya Kau Gugat Prabowo dan Sandi

2. Mengerjakan shalat gerhana

Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari ’Aisyah bahwasanya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari no. 1050).

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia shalat di situ. (Shohih Fiqh Sunnah, 1: 343).

Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4: 10)

3. Menyeru jama’ah dengan panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ tanpa azan maupun iqamah

Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan, “Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘Ash shalatu jami’ah’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901)

Dalam hadits ini tidak diperintahkan untuk mengumandangkan azan dan iqamah. Jadi, azan dan iqamah tidak ada dalam shalat gerhana.

 Baca Juga: Presiden Jokowi Reshuffle Kabinet Lagi, Berikut Nama dan Jabatan Menteri yang Baru

4. Berkhutbah setelah shalat gerhana

Disunnahkah setelah shalat gerhana untuk berkhutbah, sebagaimana yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Ishaq, dan banyak sahabat (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 435).

Hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah. Beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya.

Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut.

Pada raka’at berikutnya, beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.

 Baca Juga: Rasulullah SAW Melarang Mandi di 3 Waktu ini, Paling Fatal Bisa Menyebabkan Kematian

Setelah itu beliau berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.

Nabi selanjutnya bersabda, “Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari, no. 1044).

Khutbah yang dilakukan adalah dua kali khutbah sebagaimana pada Khutbah Jumat dan Khutbah Ied. (Kifayatul Akhyar, hal. 202).

Demikian, itulah amalan-amalan yang dapat dilakukan pada saat terjadi gerhana bulan, semoga bisa menjalankannya dengan baik.***

Editor: Encep Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler