MANTRA SUKABUMI - Puasa sunnah Senin Kamis termasuk salah satu anjuran Rasulullah SAW bahkan terdapat beberapa keutamaan dan hikmah di dalamnya.
Diantara keutamaan puasa sunnah Senin Kamis adalah diampuni-Nya dosa oleh Allah SWT, selagi ia tidak sedang bermusuhan dengan sesama hamba.
Karena Senin dan Kamis merupakan hari saat pintu-pintu surga dibuka dan amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah SWT.
Banyak sekali hikmah dan keutamaan yang bisa didapatkan dalam menjalankan puasa sunnah Senin-Kamis ini yang perlu diketahui agar kita semangat menjalankannya.
Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, berikut adalah 5 keutamaan dan hikmah puasa sunnah Senin Kamis:
1. Meningkatkan amal dan bekal di akhirat
Dengan rutin menjalankan puasa Senin-Kamis, maka kita akan terdorong untuk melakukan ibadah-ibadah lainnya.
Dengan begitu, ibadah-ibadah yang kita lakukan akan mendatangkan pahala dari Allah SWT. Amalan-amalan baik tersebut akan bertambah dan bisa menjadi bekal untuk di akhirat nanti.
2. Manfaat untuk kesehatan tubuh
Manfaat lain dari berpuasa, yaitu baik untuk kesehatan tubuh manusia.
Para ahli mengatakan bahwa dengan berpuasa, maka tubuh kita akan dibersihkan dan bisa menjadi penyembuhan bagi berbagai penyakit.
Organ pencernaan kita bisa beristirahat sementara sehingga tubuh akan terus fit dan sehat.
Baca Juga: 3 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh yang Jarang Diketahui, Dapat Surga Ar Rayan Salah Satunya
3. Melatih disiplin
Dengan berpuasa, seseorang akan dilatih untuk selalu disiplin dalam segala hal. Kita akan menahan diri dari perbuatan dosa yang dapat membatalkan puasa karena merasa Allah SWT mengawasi setiap tindakan yang kita lakukan.
Selain itu, puasa juga akan meningkatkan rasa bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini. Kita akan tahu bahwa masih ada orang lain yang tidak seberuntung kita.
4. Dibukanya pintu pintu surga
Dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah berikut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
“Pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Setia hamba yang tidak berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut) kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan) antara dirinya dan saudaranya. Nanti akan dikatakan pada mereka, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565).
5. Hari Senin adalah hari dilahirkannya Rasulullah SAW
Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162).***