Gus Baha Jelaskan Bahwa Orang yang Bodoh itu Merusak: Sholat Kok Berlebihan

21 Agustus 2021, 11:12 WIB
Gus Baha Jelaskan Bahwa Orang yang Bodoh Itu Merusak! Sholat Kok Berlebihan /Tangkap layar YouTube.com/Najwa Shihab

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha ungkap jangan suka mengikuti orang yang abid (ahli ibadah) tapi bodoh.

Gus Baha merupakan ulama asal Indonesia yang mahshur atau ahli Qur'an dan tafsir.

Penjelasan Gus Baha tersebut dijelaskan dalam suatu pengajian bersama santri-santrinya tentang orang bodoh yang merusak.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

"Jangan suka mengikuti orang yang abid (ahli ibadah) tapi bodoh. Itu merusak! Shalat kok berlebihan. Wiridannya lama, bacaannya harus segini." Ungkap Gus Baha yang dilihat mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Santri Gayeng pada 21 Agustus 2021.

Kadang, ada caranya menggeleng seperti ini. “Waduh semua kok ada caranya.”

Tidak perlu berlebihan seperti itu. Biasa saja!

Sebab, kita tidak pernah tahu bagaimana cara mencintainya umat kepada Kanjeng Nabi Muhamad.

Masyhur di Twitter, bisa dikonfirmasi, saya tidak bilang sahih, tapi mashyur. Jadi, Sayyid Muhammad itu pernah mukasyafah (mata batin terbuka) di makam Rasulullah.

Ketika itu Sayyid Muhammad melihat ada satu kelompok pada saf awal, lalu Sayyid Muhammad bertanya, “Man hum ya Rasulallah (siapa mereka, wahai Rasulullah?”

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Sejarah Anjing Ashabul Kahfi, Kenapa Anjing di Dihukumi Najis?

“Ashabi (sahabatku).”

Kelompok pada saf kedua ditanya, “Man hum ya Rasalullah (siapa mereka, wahai Rasulullah?”

“Ashabi (sahabatku).”

Tapi, ada di belakang, kelompok yang lebih besar dan banyak sekali. Sayyid Muhammad al-Maliki bertanya, “Man hum ya Rasulullah (siapa mereka wahai Rasulullah) ?”

“Itu orang-orang Indonesia yang mencintai saya,” jawab Rasulullah.

Saat tersadar, Sayyid Muhammad bilang, “Saya mencintai Indonesia”.

Ternyata apa? Maulid di Indonesia, orang yang bertato saja ikut mauludan. Tidak shalat pun ikut mauludan. Itu tidak ada di negara lain.

Jadi, belum ada orang mencintai Nabi seperti orang Indonesia.

Baca Juga: Gus Baha: Manusia Hanya Bisa Hitung Angka Covid-19, Coba Rasakan ini Supaya Bersyukur

Sampai kiai pertama yang menerima cerita itu, “Waduh yang tatonan saja mauludan”.

Kita tidak pernah tahu bagaimana cara mereka mencintai Nabi.

Kita tidak pernah tahu. Kalian kan tidak ditakdirkan menjadi orang itu. Jangan memikirkan diri sendiri.

Orang munafik di zaman Nabi itu munafik yang mbodoni (membodohi) orang yang jelas benarnya. Sementara sekarang, orang yang mbodoni malah yang tidak jelas. (Hafidhoh Ma’rufa).***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler