Gus Baha: Miskinnya Negara dan Menderitanya Rakyat Gara-gara Orang seperti ini

24 Agustus 2021, 21:09 WIB
Gus baha: Khadam para Wali Itu Bukan Mitos, Berikut Penjelasannya /Mantrasukabumi/ngajigusbaha •

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha ungkap tentang kemiskinan sebuah negara dan menderitanya rakyat.

Menurut Gus Baha menderitanya rakyat dan miskinannya negara gara-gara faktor orang seperti ini.

Orang yang dimaksud Gus Baha yaitu Koruptor yang suka memakan uang rakyat dengan seenaknya.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Tapi, bisa juga faktor karena tidak bisa bekerja ungkap Gus Baha dalam sebuah pengajian.

Pengasuh Pesantren Tahfidz Al-Qur’an LP3IA Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau (Gus Baha).

Dalam suatu pengajian kitab bersama para santri pernah menghimbau agar berhati-hati.

Jangan sampai sembarangan memvonis dengan mencatat nama Allah atas kesalahan orang lain.

Berikut penjelasan Gus Baha, seperti dilansir mantrasukabumi.com dari video kanal Youtube Kajian Cerdas Official pada 24 Agustus 2021.

Wahsyi adalah orang yang membunuh Hamzah (Paman Nabi). Dia, secara dhohir, adalah orang yang didoakan buruk oleh Nabi.

Singkat cerita, karena Nabi, nyuwun sewu (permisi/mohon maaf), sering mendoakan buruk sebelum ada larangan mendoakan buruk, lalu ayat (Ali ‘Imran: 128) turun:

لَيْسَ لَكَ مِنَ ٱلْأَمْرِ شَىْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَٰلِمُونَ

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Sifat Asli Perempuan: Orang yang Didesain Allah yang Senengnya Berhias

“Muhammad, kamu memang kekasihku, tapi jika kamu mengintervensi-Ku maka tidak bisa. Aku tetaplah Tuhan. Tapi, soal keputusan itu hak-Ku. Aku ini ya mengampuni dan menyiksa.”

Beneran, Wahsyi yang paling fatal salahnya malah diberi hidayah. Sedangkan Tsa’labah paling rajin ke masjid, tidak pernah tidak sholat di shaf awal. Sampai-sampai dijuluki Hamamatul Masjid alias Merpatinya Masjid.

Akhirnya apa? Dia su’ul khotimah. Itu saja dia masih ditunggui Kanjeng Nabi.

Semenjak itu Nabi tidak pernah mendoakan buruk karena ada ayat (ke-128 dalam Surat Ali ‘Imran).

Kita kan tidak pernah tahu tentang Allah, tapi yang jelas “سمى نفسه غفورا”, yakni Allah menamakan dirinya sebagai Ghofuur (Maha Pengampun).

Dan dalam syariat-Nya, siapapun itu, seburuk apapun dia, ada kemungkinan dia taubat sebelum mati, dan sebaik apapaun kita pun ada kemungkinan untuk su’ul khotimah.

Apalagi cuma buronan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Kamu tidak boleh mengecap, kalau gemes ya gemes saja karena memang koruptor.

Kamu miskin sudah lama. Daripada diamuk istri karena tidak punya warisan mending kelihatannya dimiskinkan koruptor.

Kan kita butuh penjelasan tentang kemelaratan (kemiskinan) kita. Hehehe

Baca Juga: Minta Diselamatkan Dunia Akhirat, Gus Baha: Baca Doa Ringkas Ini, Malaikat Tidak Berani Membantah

Dibanding kamu disebut miskin karena tidak bisa bekerja, akhirnya kamu lebih baik mengatakan: “Gara-gara koruptor, akhirnya kita miskin!!”

Padahal sebelum ada koruptor, kita sudah miskin. Hehehe

Tapi, kita butuh penjelasan konkret, supaya kemiskinan kita bukan kita yang salah. Akhirnya menyalahkan koruptor.

Sebenarnya tidak ada pengaruhnya. Orang kaya juga masih banyak, padahal koruptor juga banyak. Kenyataannya yang kaya tetap banyak.***

 

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler