Jangan Sholat Terlalu Berlebihan, Kata Gus Baha: Itu Malah Merusak Ibadah kepada Allah

31 Agustus 2021, 19:35 WIB
Ilustrasi sholat. /Pixabay/rudolf_langer

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha jelaskan tentang orang Abid atau ahli ibadah, tapi bodoh.

Dalam suatu pengajian, Gus Baha ungkap jangan sholat terlalu berlebihan seperti orang bodoh.

Karena menurut Gus Baha ketika sholat terlalu berlebihan seperti orang bodoh itu malah merusak ibadah kepada Allah SWT.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video yang diunggah kanal YouTube Santri Gayeng pada 31 Agustus 2021. Berarikut penjelasan Gus Baha.

"Jangan suka mengikuti orang yang abid (ahli ibadah) tapi bodoh. Itu merusak! Shalat kok berlebihan. Wiridannya lama, bacaannya harus segini." Ungkap Gus Baha.

Kadang, ada caranya menggeleng seperti ini. “Waduh semua kok ada caranya.”

Tidak perlu berlebihan seperti itu. Biasa saja!

Sebab, kita tidak pernah tahu bagaimana cara mencintainya umat kepada Kanjeng Nabi Muhammad.

Masyhur di Twitter, bisa dikonfirmasi, saya tidak bilang sahih, tapi mashyur. Jadi, Sayyid Muhammad itu pernah mukasyafah (mata batin terbuka) di makam Rasulullah.

Ketika itu Sayyid Muhammad melihat ada satu kelompok pada saf awal, lalu Sayyid Muhammad bertanya, “Man hum ya Rasulallah (siapa mereka, wahai Rasulullah?”

“Ashabi (sahabatku).”

Kelompok pada saf kedua ditanya, “Man hum ya Rasalullah (siapa mereka, wahai Rasulullah?”

“Ashabi (sahabatku).”

Baca Juga: Apakah Boleh Sholat dan Zakat, Tapi Tetap Menipu? Begini Penjelasan Gus Baha

Tapi, ada di belakang, kelompok yang lebih besar dan banyak sekali. Sayyid Muhammad al-Maliki bertanya, “Man hum ya Rasulullah (siapa mereka wahai Rasulullah) ?”

“Itu orang-orang Indonesia yang mencintai saya,” jawab Rasulullah.

Saat tersadar, Sayyid Muhammad bilang, “Saya mencintai Indonesia”.

Ternyata apa? Maulid di Indonesia, orang yang bertato saja ikut mauludan. Tidak shalat pun ikut mauludan. Itu tidak ada di negara lain.

Jadi, belum ada orang mencintai Nabi seperti orang Indonesia.

Sampai kiai pertama yang menerima cerita itu, “Waduh yang tatonan saja mauludan”.

Kita tidak pernah tahu bagaimana cara mereka mencintai Nabi.

Kita tidak pernah tahu. Kalian kan tidak ditakdirkan menjadi orang itu. Jangan memikirkan diri sendiri.

Orang munafik di zaman Nabi itu munafik yang mbodoni (membodohi) orang yang jelas benarnya.

Sementara sekarang, orang yang mbodoni malah yang tidak jelas. (Hafidhoh Ma’rufa).

Gus Baha merupakan ulama asal Indonesia yang mahshur atau ahli Qur'an dan tafsir.

Penjelasan Gus Baha tersebut dijelaskan dalam suatu pengajian bersama santri-santrinya tentang orang bodoh yang merusak.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler