Surat Al Maidah Ayat 48 Lengkap Bacaan Arab, Latin dan Makna Kandungannya

25 September 2021, 17:00 WIB
Surat Al-Maidah Ayat 48, Lengkap Bacaan Arab, Latin dan Makna Kandungannya /NU Online

MANTRA SUKABUMI - Surat Al Maidah ayat 48 ini Allah Swt menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau syariat.

Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah dalam rangka mencari riḍa Allah SWT, atau berlomba-lomba dalam kebaikan.

Hidup adalah kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga kompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan.

Namun sayang, banyak orang terjebak pada kompetisi semu yang hanya memperturutkan syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana robbani.

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Kompetisi harta-kekayaan, kompetisi usaha-pekerjaan, kompetisi jabatan-kedudukan dan kompetisi lainnya, yang semuanya bak fatamorgana. Indah menggoda, tetapi sesungguhnya tiada.

Itulah kompetisi yang menipu. Bahkan, hal yang sangat memilukan ialah tak jarang dalam kompetisi selalu diiringi “suuẓan” buruk sangka, bukan hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah Swt. Lebih merugi lagi jika rasa iri dan riya ikut bermain dalam kompetisi tersebut.

Berikut bacaan Surat Al-Maidah Ayat 48, lengkap bacaan arab, latin dan artinya :

وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

"Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan 'alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi' ahwā`ahum 'ammā jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja'alnā mingkum syir'ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu laja'alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji'ukum jamī'an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn"

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Ahzab Ayat 21, Suri Tauladan yang Baik Ada pada Diri Rasul

Terjemahnya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

Dalam ayat 48 Surat Al-Maidah ini dijelaskan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai kitab yang terakhir kepada penutup para nabi, sebagai lanjutan dan pembenar bagi kitab-kitab sebelumnya. Al-qur'an adalah bukti dan penguji atas kebenaran kitab-kitab sebelumnya, penjelas, penerang, pelurus, pemurni dari kebatilan dan khurafat yang telah tercampur di dalamnya, penyempurna, dan rujukan hukum-hukumnya.

Allah memerintahkan untuk berhukum dengan kitabnya, mengamalkan dan mengagungkannya; dan melarang mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tersesat. Allah telah membuat syariat bagi setiap umat ada dijadikan sebagai dasar hukum, dan jalan yang terang untuk ditempuh agar dapat meraih kebaikan dan memenuhi segala kebutuhannya.

Baca Juga: Isi Kandungan dan Makna Surat Al A'raf Ayat 260: Para Malaikat yang Senantiasa Berdzikir Lengkap Arab, Latin

Seandainya Allah menghendaki niscaya dia hanya akan membuat satu jalan dan syariat bagi seluruh umat manusia; namun setiap manusia memiliki perbedaan pandangan dan pemikiran, yang mana itu sudah menjadi sunnatullah dan ketetapan-nya. Dan bagian dari hikmah perbedaan syariat ini adalah untuk menguji manusia, antara yang beriman dan yang ingkar, dan yang baik dan yang jahat.

Maka hendaklah orang yang beriman menyibukkan diri dengan berlomba-lomba dalam kebaikan, dengan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhiratnya, tanpa sibuk bersama orang-orang sesat dan bertanya tentang perkara orang-orang yang binasa. Dan hendaklah dia tetap melangkah di jalan kebaikan dengan menjadikannya sebagai jalan menuju keridhaan Allah; karena Allah merupakan tempatnya kembali.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: tafsirweb.com

Tags

Terkini

Terpopuler