Orang Tua Jangan Suka Bandingkan Anak, Kata Gus Baha Rasulullah SAW Tak Menyukai Orang Seperti Itu

9 Oktober 2021, 16:00 WIB
Orang Tua Jangan Suka Bandingkan Anak, Kata Gus Baha Rasulullah SAW Tak Menyukai Orang Seperti Itu./ /Pexels /August de Richelieu/

 

MANTRA SUKABUMI - Disaat mengisi tausiahnya, Gus Baha menyinggung orang tua yang suka membanding anak-anaknya.

Gus Baha sebut, membandingkan-bandingkan anak bukanlah contoh yang patut dilakukan oleh orang tua.

Bahkan Rasulullah SAW pun kata Gus Baha tidak menyukai orang tua seperti itu, dan Rasulullah juga pernah menegur sahabatnya yang memperlakukan anaknya demikian.

Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?

Rasulullah SAW pun bersabda, jika orang tua ingin disayang oleh anak-anaknya, maka harus bersikap adil terhadap mereka.

Kemudian Gus Baha menceritakan kisah ketika Rasulullah SAW menasihati orang tua yang pilih kasih kepada anak-anaknya.

"Ada seorang bapak yang sayang pada anaknya. Anaknya banyak, tapi yang disayang cuma satu-dua",ucap Gus Baha seperti dilihat mantrasukabumi.com dari unggahan video di kanal YouTube Mubarok Husein, 9 Oktober 2021.

"Berkata kepada Rasulullah: Ya Rasulallah, karena saya mencintai dia, saya kasih lebih banyak",

"Nabi menjawabnya enak: الست ترجو ان يكون فى البر سواء؟, bukankah kamu ingin semuanya baik sama kamu?",

Iya Ya Rasulallah (jawab sahabat), ya sudah kalau begitu jangan (membeda bedakan).

"Seorang bapak itu kan aneh, dia ingin semua anaknya menghormati dia, tapi yang disayang cuman satu-dua", ujar Gus Baha.

"Tapi tetap ingin semuanya hormat, semuanya sayang. Makanya kan aneh", sambungnya.

"Makanya kata Nabi, kalau begitu jangan melebihkan satu anak dengan lainnya",

Baca Juga: Gus Baha Beritahu Rahasia Agar Selamat Ketika Bertemu dengan Allah: Ilmu Saya ini Orisinil

"Makanya Nabi tidak suka kalau ada anak dipilih-pilah (kasih sayang)".

Nah, untuk itu maka hati-hati untuk orang tua yang suka membanding-bandingkan anak-anaknya, membandingkan baik dengan saudara sendiri, maupun dengan anak orang lain.

Jika anak sering dibanding-bandingkan, ia bisa menjadi pribadi yang ragu-ragu. Sebaliknya, anak yang jadi bahan pembanding akan selalu merasa dirinya sempurna hingga sering salah arah.

Tak akan muncul persaingan persaingan tidak sehat diantara anak, apabila sering dibandingkan-bandingkan.

Akibatnya, bisa jadi anak yang dibandingkan akan terus mencari cara untuk melawan lawan bandingnya.

Jika hal ini terjadi di rumah, tentunya akan merusak tatanan lingkungan keluarga, termasuk anak dan hubungan persaudaraan jika orang tua tak mencermati persaingan yang menyakitkan ini dan membiarkannya terus berlarut.

Lebih dari bila dibandingkan dengan tak pernah mendapat kesempatan untuk mengungkapkan kekecewaan dan pengalamannya, tidak mungkin ia akan melakukan agresivitas dengan merusak atau merusak saudaranya yang dianggap pesaingnya.

Sebagai orangtua yang baik dan sebagai orang muslim kita tidak boleh membanding-bandingkan anak-anak kita dan membanding-banding orang-orang disekitar kita.

Membanding-bandingkan orang hanya membuang-buang waktu dan itu sangat merugi, karena akan menimbulkan dampak yang negatif.

Orangtua harus memotivasi anak yang berbeda dengan tidak membanding-bandingkan dengan yang lainnya, setiap anak memiliki kemampuan yang-beda.

Setiap anak pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.***

 

 

Editor: Dea Pitriyani

Tags

Terkini

Terpopuler