Gus Baha Jelaskan Pentingnya Miliki Rumah: Saya Itu Punya Banyak Rumah Meski Tak Megah

3 November 2021, 06:37 WIB
Ilustrasi. Gus Baha: pentingnya miliki rumah /Instagram.com/@ceramahgusbaha

MANTRA SUKABUMI - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan pentingnya memiliki rumah.

Gus Baha mengaku jika dirinya memiliki banyam rumah meskipun rumah-rumah tersebut tidak megah.

Hal itu disampaikan Gus Baha dalam sebuah pengajian diunggah akun TikTok @Zahrun Anam pada 4 September 2021 lalu.

Baca Juga: Detik-detik Gus Baha Dipukul Kyai Pimpinan Pondok Pesantren Saat Isi Pengajian

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Jawaban Sayyidina Utsman Saat Akan Dibunuh Namun Tidak Lakukan Perlawanan

"Seperti saya ini sudah punya dua anak, saya tidak kaya, rumah saya tidak megah tapi banyak," ujar Gus Baha.

Gus Baha mengatakan alasan dibalik memiliki rumah banyak yang ia peruntukkan untuk anak-anaknya kelak.

"Besok kalau anak saya miskin, minimal punya rumah. Saya itu punya rumah 3 atau 4, tidak ada yang megah tapi banyak," lanjut Gus Baha.

Putra Kyai Nursalim Rembang itu mengatakan jika dirinya nanti memiliki anak hingga 4 orang, mereka memiliki rumah masing-masing.

"Ini penting. Karena bagi saya, jangan sampai nanti anak saya pas latihan dakwah, latihan jadi kyai, masih berkutat urusan keluarga," kata Gus Baha membeberkan alasannya.

Menurut salah satu murid kesayangan Mbah Moen itu, hal tersebut bukan karena dirinya materialistik atau kapitalistik namun karena pertimbangan agama.

"Ini harus diperhatikan para santri, saya ngaji ini tidak main-main lho ya. Saya bertanggungjawab di depan Tuhan," tegas Gus Baha.

Baca Juga: Gus Baha Bongkar Alasan Mbah Moen dan Habib Luthfi bin Yahya Selalu Hadir Jika Diminta Pejabat

"Kenapa saya senang bangun rumah? Pentingnya rumah, sahabat Anshor dipuji Allah bukan karena imannya," beber Gus Baha.

Gus Baha menjelaskan jika sahabat Anshor yang didahulukan adalah masalah membangun rumah. Hal itu diabadikan dalam Al-quran:

وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Wallażīna tabawwa`ud-dāra wal-īmāna ming qablihim yuḥibbụna man hājara ilaihim wa lā yajidụna fī ṣudụrihim ḥājatam mimmā ụtụ wa yu`ṡirụna 'alā anfusihim walau kāna bihim khaṣāṣah, wa may yụqa syuḥḥa nafsihī fa ulā`ika humul-mufliḥụn

Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.

"Makanya lewat ayat itu saya suka bangun rumah, tapi tidak saya niati cinta dunia, tidak. Anggap saja itu sarana perjuangan," kata Gus Baha.

"Jika masalah rumah selesai, paling tidak anak kita saat puber, saat beranjak dewasa, pikirannya sudah untuk dakwah," pungkas Gus Baha.***

Editor: Andriana

Sumber: TikTok

Tags

Terkini

Terpopuler