MANTRA SUKABUMI - Ustadzah Oki Setiana Dewi menjelaskan mengenai pentingnya seorang wanita untuk menjaga kesuciannya.
Ustadzah Oki Setiana Dewi juga menerangkan, islam meminta agar seorang wanita yang mengaku beriman untuk menjaga kesuciannya.
Itu sebabnya, kajian Ustadzah Oki Setiana Dewi tentang wanita ini penting untuk di simak para wanita maupun laki-laki untuk diajarkan kepada pasangan atau saudarinya.
Dalam video yang dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube KAJIAN MUSLIM yang diunggah pada 21 Maret 2021, Ustadzah Oki Setiana Dewi menjelaskan mengenai "suci" yang dimaksud.
Menurut penjelasan Ustadzah Oki Setiana Dewi, suci bagi wanita yaitu mampu menjaga kehormatan dan kewibawaan dari perhatian laki-laki asing.
Ustadzah Oki Setiana Dewi juga memberikan salah satu cara wanita membentengi dirinya, agar kesuciannya tetap terjaga.
"Kita jaga kehormatan diri kita, kita jaga kemuliaan diri kita, salah satunya adalah benteng untuk menjaga kesucian kita memakai jilbab yang menutup aurat dengan baik," kata Ustadzah Oki Setiana Dewi.
Beliau juga menerangkan mengenai perintah berjilbab yang ada di Al-Qur'an, yaitu surah Al-Ahzab ayat 59.
Yang mana dalam ayat tersebut dijelaskan, para wanita muslim wajib berjilbab untuk menjaga dirinya agar tidak diganggu.
Ustadzah Oki Setiana Dewi juga menekankan bahwa jilbab yang dipakai adalah untuk menjaga bukan sebagai perhiasan, sehingga menjadi perhatian orang lain.
Bagi yang sudah memahami tentang jilbab, bahwa cara seharusnya seorang wanita muslim berjilbab dengan benar dan baik.
Maka orang tersebut tidak akan memakai jilbab yang tipis hingga terawang, ketat hingga berbentuk badannya, atau berlebihan hingga mengundang perhatian orang.
Bahkan bagi wanita yang memakai pakaian tapi telanjang, atau bisa juga diartikan dengan berjilbab tapi ketat.
Sehingga laki-laki bisa membayangkan isi tubuhnya, maka wanita tersebut tidak akan mencium bau surga.
Begitulan penjelasan Ustadzah Oki Setiana Dewi mengenai salah satu cara seorang wanita untuk menjaga kesuciannya, utamanya dari orang asing atau laki-laki yang bukan mahrom.***