MANTRA SUKABUMI - Inilah 2 hal penyebab mandi junub tidak sah, Gus Baha sebut selain dari air masih banyak orang yang salah praktiknya.
KH. Ahmad Bahaudin Nursalim atau biasa dikenal Gus Baha menjelaskan tentang 2 hal penyebab mandi junub tidak sah.
Menurut Gus Baha masih banyak orang yang salah dalam praktik mandi junub sehingga menyebabkan tidak sah.
Baca Juga: Gus Baha Sebut 6 Hal yang Wajib Umat Islam Ketahui, Salah Satunya Dipermalukan di Hari Kiamat
Mandi junub merupakan salah satu proses untuk menghilangkan hadas besar dalam tubuh.
Mandi junub sendiri dilakukan ketika pasangan suami-istri berhubungan intim sehingga mewajibkan untuk membersihkan diri dari hadas besar.
Nah, selain dari air Gus Baha menyebutkan jika mandi junub bisa tidak sah ketika 2 hal ini salah dalam praktiknya.
Seperti dilansir mantrasukabumi.com dari kanal Youtube Ngaji Channel yang diunggah pada 16 Agustus 2021.
Gus Baha menuturkan bahwa syarat dalam proses mandi junub sendiri jangan sampai ada sesuatu dalam tubuh yang merubah air.
Karena menurut syariat islam dalam hal ini bisa menyebabkan mandi junub yang kita lakukan tidak sah.
"Syaratnya Mandi atau wudhu itu jangan ada ditubuh sesuatu yang merubah air," ucap Gus Baha.
Oleh karena itu Gus Baha mengatakan jika masih banyak yang salah dalam proses mandi junub ini.
"Makanya kaya orang yang mandi junub itu banyak yang salah, jadi satu ciduk lalu dipakai sampo. Itukan salah," tambahnya.
Baca Juga: Bukan Ucapkan Salam, ini yang Harus Pertama Dilakukan saat Bertemu dengan Orang Lain Kata Gus Baha
Selain itu, jika air berubah itu berpotensi mutaghoyyir (merubah sifatnya). Dan tidak bisa menghilangkan hadas besar.
"Itu berpotensi air berikutnya sudah mutaghoyyir (berubah sifatnya). Berarti air semua ini tidak bisa menghilangkan hadast besar,"
"Karena posisi air yang ke seluruh tubuh berbau sampo. Makanya kalau mau mandi junub sebaiknya pakai air bersih sampai mandi junubnya selesai, baru sampo mandi," tutur Gus Baha
"Tapi kalau pakai sampo dulu kalau rambutnya banyak potensinya air yang menyebar sudah mutaghoyyir,"
"Makanya, syaratnya kan jangan ada ditubuh sesuatu yang yughoyyirul mal," pungkas Gus Baha.***