MANTRA SUKABUMI - Kali ini Gus Baha ungkap tentang seseorang yang suka menyebarkan hoax.
Pada zaman sekarang kata Gus Baha kebanyakan orang menyebar hoax akibat dari kebanyakan gabung grup Whatsapp.
Pernyataan Gus Baha ini sangat mengejutkan sambil diringi mudah-mudahan diampuni oleh Tuhan.
Baca Juga: Doa agar Dijauhkan dari Maksiat, Gus Baha Sebut Keutamaannya Bisa Menangkal Semua Dosa
Namun sebelumnya Gus Baha jelaskan ada orang yang mengatakan bahwa dirinya mengungkap berdoa itu tidak penting.
"Menurut Gus Baha berdoa itu tidak penting, Mbahmu! siapa yang bilang begitu" Jelas Gus Baha. dilihat mantrasukabumi.com dari video yang diunggah kanal Youtube Santri Gayeng pada 9 Agustus 2021.
Kata Gus Baha perkataan itu hoax, akibat dari orang suka bikin hoax itu yaitu kebanyakan gabung grup Whatsapp.
"Orang kok sukanya bikin hoax! Kebanyakan gabung grup Whatsapp" Ungkap Gus Baha.
Kemudia Gus Baha ungkap bahwa mudah-mudahan diampuni oleh Tuhan, tidak juga tak apa-apa.
Lalu Gus Baha berkata bahwa mengaji itu hal yang nomor satu untuk umat manusia ketika hiudp di dunia.
Baca Juga: 1 Hal ini Rentan jadi Penyebab Perceraian, Gus Baha Ungkap Bukan dari Faktor Keuangan atau Pelakor
Karena mengaji itu menjadikan ilmu, dan ilmu itu yang pertama kali disebut Allah ketika menurunkan surat Al-Alaq.
Allah ketika menurunkan surat Iqra' yang dibahas itu bukan doa atau yang lain, tapi ilmu.
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ
خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ
"Dan ketika Allah mengenalkan sifatnya, sifat yang pertama dikenalkan diantaranya adalah" Ujarnya.
Sifat Allah yang pertama dikenalkan adalah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ
'Al lamal insaana ma lam y'alam
Jadi Allah itu mensifati diri-Nya: yang membuat manusia tahu apa yang mereka tidak tahu.
"Jadi, hubungan Allah dengan manusia yang pertama itu hubungan ilmu" Tambahnya.
Gus Baha berkata bahwa hubungan Allah dengan manusia yang pertama kalinya adalah ilmu.
"Dari tidak tahu dijadikan tahu" Sambung Gus Baha atau Kh Ahmad Bahauddin Nursalim.***