Pegang Istri Saat Towaf Ifadah, Gus Baha: Batal atau Tidak?

29 November 2021, 19:15 WIB
Apakah Manusia Bisa Melihat Allah di Dunia? Ternyata Begini Penjelasan Gus Baha: Semua Ulama Sepakat /Tangkapan Layar kanal YouTube/OFFICIAL LP3IA

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha membahas hukum berpegangan tangan suami istri saat towaf ifadah ketika melaksanakan ibadah haji yang banyak dilakukan.

Menurut Gus Baha, hal tersebut sebenarnya membatalkan sesuai Mazhab Syafi'i yang banyak dianut oleh orang Indonesia, namun kondisi memaksa berbeda.

Gus Baha mengatakan bahwa kondisi berbeda itu Ka'bah di Masjidil Haram akan dipenuhi dengan orang dari penjuru dunia pada musim haji, sehingga banyak yang menganjurkan.

Baca Juga: Cara Menjadi Orang Sholeh, Gus Baha Sebut Tidak harus Selalu Rajin Ibadah, Tapi Cukup Kendalikan 1 Hal ini

Maksud Gus Baha menganjurkan untuk menjaga istri masing-masing, apalagi banyak kisah pengalaman yang menceritakan orang yang terpisah dari pasangannya.

Gus Baha juga pernah mengalami hal serupa ketika memimpin rombongan tiba-tiba dimasuki seorang wanita dari salah satu daerah lain di Indonesia yang awalnya tidak sadar.

"Sampai kami selesai sa'i tiba-tiba menangis, ketika menyadari ternyata bukan rombongannya," jelas Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Ngaji Online pada tanggal 24 November 2020.

Itu salah satu kisah perpisahan istri dari suaminya yang terjadi, dan tentu ada banyak lagi yang lainnya. Oleh karenanya banyak ulama membiarkan bahkan menganjurkan.

Baca Juga: Uniknya Ibadah Haji Berbeda dengan Lainnya, Gus Baha: Tidak Ada Pembatas antara Laki-laki dan Perempuan

Menganjurkan untuk suami menjaga istrinya masing-masing dan memegang tangannya, padahal ada problem jelas dalam mazhab syaf'i yang melarang bersentuhan.

Gus Baha lalu menyebut banyak kiai yang 'nakal' dengan mengatakan 'khusus' dalam masalah towaf pada saat ibadah haji maka tidak mengapa, ini suatu keanehan.

Ada juga yang mengatakan bahwa pada kesempatan haji maka yang bermazhab syaf'i intiqol (berpindah) dahulu, untuk towaf saja dan bila pulang ke Indonesia kembali ulang.

Gus Baha lalu menganjurkan agar jama'ah yang bermazhab syaf'i tidak terlalu membenci yang berbeda aliran karena bisa jadi ketika towaf saat haji sesuai caranya.

"Makanya mengkaji ilmu yang luas, seperti saya menjadi orang alim yang keren, maksudnya itu melihat mazhab itu tidak kebingungan, entah karena terlalu alimnya atau keras kepalanya," ujar Gus Baha seraya diikuti tawa jama'ahnya.

Baca Juga: Hati-hati Jika Anda Sering Kasih Minuman ini pada Orang Kesurupan, Gus Baha: Siap-siap Dosa Besar Menanti

Gus Baha mengungkapkan bahwa dirinya juga sempat digojlok oleh beberapa teman kiai yang mengatakannya tidak jelas karena baginya semua sah-sah saja.

Lalu Gus Baha menjelaskan bahwa menjadi orang alim memang bisa merasa bingung sendiri, misalnya ketika fanatik mengambil pendapat menyentuh istri batal.

Lalu saat haji dan umrah menyarankan agar menjaga dan memegang istrinya masing-masing. Tetapi menurut Gus Baha mazhab syaf'i secara logika bisa diterima.***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler