Agar Timbul Rasa Syukur, Gus Baha Anjurkan Berfikir dengan Logika yang Sahih

30 November 2021, 18:14 WIB
Agar Timbul Rasa Syukur, Gus Baha Anjurkan Berfikir dengan Logika yang Sahih./ /Pexels.com/ Tima Miroshnichenko

 

MANTRA SUKABUMI - Dalam satu ceramahnya KH Bahauddin Nursalim atau disebut Gus Baha memaparkan untuk selalu berfikir dengan logika yang sahih.

Gus Baha mengajarkan agar selalu berfikir dengan logika yang sahih, supaya timbul rasa syukur dalam melakukan kebaikan atau ibadah, murni hanya berdasar iman.

Kemudian ketika kita berfikir dengan logika yang sahih kata Gus Baha, maka akan timbul rasa syukur, cinta, mengagungkan, dan rindu kepada keridhoan Allah SWT.

Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021

Hal ini dikatakan Gus Baha bukan hanya berfikir semata, dan bukan lagi berorientasi Surga-Neraka ataupun transaksional duniawi.

Dengan demikian, berfikir dengan logika bukan sekedar ingin mendapatkan hadiah ketika ia dapat memecahkan satu masalah.

Kemudian Gus Baha menjelaskan caranya, yaitu kita harus kembali pada ajaran tasawuf dengan menjiwai secara penuh kalimah munajat; "Ilahi anta maqsudi wa ridhoka matlubi".

Namun kata Gus Baha jika belum bisa dan belum mampu, harus senantiasa dilatih, dan dilatih lagi.

Agar lebih mudah memahami cara-cara itu,seperti biasa Gus Baha memberi analogi (Qiyas).

"1+1 berapa? Kamu menjawab 2 itu, nunggu saya beri hadiah satu juta, atau tetap menjawab 2 demi menjaga status kewarasan (akal sehat) anda? Tanya Gus Baha dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Ngaji ben aji official pada Selasa, 30 November 2021.

Baca Juga: Keutamaan Nikmat Syukur 'Alhamdulillah' kata Gus Baha Teladani Kisah Nabi Daud dan Umar bin Abdul Aziz

"Tentunya tetap menjawab Dua, kan?" lanjutnya.

"Kenapa demikian, karena 1+1 = 2 itu adalah hakikat. Dan hakikat itu,' latahtaju ila ujroh, yang namanya mempertahankan hakikat itu, tidak lagi butuh upah. Jelas ya..?" kata Gus Baha menjelaskan.

Kemudian Gus Baha juga menanyakan jikalau Allah sebagai Tuhan itu hakikat atau bukan, lalu beliau menjawabnya bahwa itu hakikat.

Kemudian, kata Gus Baha jika seandainya kalian mengatakan begini;

"Ya Allah, jika Engkau kasih saya surga, saya akan katakan Engkau Tuhan.

Namun jika tidak, 'Tunggu dulu' orang yang seperti itu, waras atau tidak..? Jawabannya, pasti tidak waras." pungkasnya.

Oleh sebab itu, dengan memahami itu, kita akan berfikir seperti ini;

"Ya Allah, betapa malunya hamba, untuk mengatakan 1+1=2 hamba tidak butuh upah.

Lalu kenapa untuk bersaksi bahwa engkau Tuhan, kita masih berharap surga, takut neraka, bahkan sampai transaksional persoalan duniawi? betapa bodohnya kita" tegas Gus Baha.***

 

Editor: Dea Pitriyani

Tags

Terkini

Terpopuler