Meski Sudah Mati, Arwah Seseorang akan Datang Kembali ke Rumah, Gus Baha Ungkapkan itu Mitos

4 Desember 2021, 11:30 WIB
Gus Baha /*/Mantrasukabumi.com/YouTube/Kajian.gusbaha

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha dalam ceramahnya menanggapi soal arwah seseorang yang sudah mati akan kembali di waktu-waktu tertentu.

Banyak beredar pemahaman mengenai arwah seseorang yang sudah mati lalu akan kembali khususnya ketika malam Jumat akan mengunjungi rumahnya, Gus Baha pun merespon dengan tausiyahnya.

Gus Baha mencoba memberikan pencerahan terhadap mustami terkait pemahaman mengenai arwah seseorang yang sudah mati.

Baca Juga: Puncak Keimanan Seorang Muslim adalah Akhlak, Gus Baha: Manisnya Iman adalah Kenyamanan

Gus Baha pun menyadari bahwa sudah tersebar luasnya pemahaman seperti itu khususnya di pedesaan yang masih kental dengan hal-hal tersebut.

Karena jumlahnya ditengahnya warga yang pahami jika arwah saat malam Jumat karena itu akan balik ke rumah karena itu Gus Baha memberi respon melalui ceramhannya.

"Barzah itu alam pemisah antara alam dunia dan alam akhirat. Kemudian yang kita pasti menentang, katanya kalau malam Jumat itu Mbah (kakek/nenek) pulang ke rumah. Karena itu mitos!, " Ucap Gus Baha sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari video yang dilihat di kanal Youtube Kajian Cerdas Official pada Sabtu 4 Desember 2021.

Menanggapi hal tersebut Gus Baha pun memberikan candaan atau guyonan yang menggambarkan ketika arwah itu memang benar benar sesuai dengan apa yang ada dibenak pemahaman yang telah tersebar.

Di sisi lain Gus Baha memberi guyonan seakan-akan memperjelas jika roh bukan sama seperti yang umumnya warga pikir, karena bakal ada suatu hal yang menganjal.

"Mbah yang (ketika masih hidup) suka rokok, lalu mejanya dikasih rokok. Lha seandainya saat masih hidup di dunia suka nonton film porno seperti Rukhin, kan repot!, " Ucapnya

"Kalau begitu ya kacau..!! Hehehe, "

Gus Baha menyadari bahwa pemahaman itu masih ada pada masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan.

"Kita pasti menentang, tapi banyak di desa-desa masih begitu. “Mbahmu seneng iki, le…” (Kakekmu suka ini nak…), "

"Baru ketika gemblong (ketan) dimakan tikus, “Le, gemblonge wes kalong, wes dipangan Mbahe..” (Nak, ketannya sudah berkurang, sudah dimakan sama kakek), "

"Mbah tikus itu, aneh-aneh saja! Hehe, "

Baca Juga: Baca Sholawat Jangan sampai Keliru, Gus Baha: yang Benar Shollallahu 'Alaih Bukan Solla Alaih

"Kalau yang seperti itu kita pasti menentang. Artinya ‘menentang’ itu pasti tidak cocok!, "

Menyadari hal tersebut mengenai pemahaman yang sudah turun menurun sehingga tidak bisa dihilangkan begitu saja, semuanya harus bertahap.

Bertahap secara perlahan, karena lambat laun pemahaman tersebut akan sangat tidak sesuai dengan perkembangan zaman sehingga pada akhirnya akan hilang sendirinya.

"Tidak usah geger (ribut) mengajak berantem. Kalau mereka sudah mati kan tinggal (generasi) kamu, " ucapnya

"Makanya, kiai-kiai sabar, “Walah, yang punya keyakinan seperti itu sebentar lagi mati, biarkan saja, tidak usah di-sweeping, tidak usah diluruskan.”

"Paham nggeh? Jadi ini penting saya utarakan, "pungkasnya.***

Editor: Encep Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler