MANTRA SUKABUMI - Dalam salah satu kajian tausiahnya Buya Arrazy Hasyim pernah mengatakan bahwa mimpi merupakan gambaran dari kebiasaan alam sadar.
Artinya, kata Buya Arrazy Hasyim apa yang menjadi kebiasaan kita ketika dalam keadaan sadar (tidak tidur) maka akan disimpan di memori qalbu.
Setelah tersimpan dalam memori qalbu dan akhirnya penuh, maka kata Buya Arrazy Hasyim nantinya akan menjadi kemampuan kita melihat alam malakut, minimal saat sedang tidur (mimpi).
"Karena mimpi itu terjemahan dari alam bawah sadar kita. Disaat sadar, kita menabung apa ke kolbu?," ucapa Buya Arrazy Hasyim seperti dilihat mantrasukabumi.com dari unggahan video di kanal YouTube kita satoe, 24 Desember 2021.
Jika yang menjadi kebiasaan alam sadar kita adalah kebaikan, seperti dzikir, sholawat, maka yang dihasilkan di alam bahwah sadar pun hal yang baik.
"Nabung dzikir, nabung sholawat. Jika itu yang sering kita baca, itu tabungan alam bawah sadar kita," tambahnya.
"Apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang dikata, itu masuk ke alam bawah sadar. Disimpan dalam memori qolbu,"
Ketika kebiasaan itu sudah melekat dan dikirimkan ke memori qalbu, maka itulah yang dapat memperlihatkan kita ke alam malakut, minimal di alam tidur.
"Jika dia telah tumpah ruah, telah banyak nanti rasa itu akan mampu membuat kita melihat alam malakut, minimal di alam tidur yang nabi katakan: Man roani fil manam, faqod roani,"
Nah, oleh sebab itulah jika seseorang saban hari rajin membaca sholawat kepada nabi atas dasar kerinduan terhadap nabi, maka bisa jadi wasilah kita dapat bertemu dengan nabi.
Yang patut kita pertegas, ketika seseorang mimpi bertemu dengan Rasulullah, maka dia benar-benar bertemu dengan baginda Nabi.
Baca Juga: Buya Arrazy Hasyim: Perbanyaklah Sholawat kepada Rasulullah SAW di Hari Jumat, Inilah Keutamaannya
Hal ini pun dikatakan langsung oleh Nabi, bahwa yang melihat beliau baik di alam sadar maupun alam bawah sadar, maka mereka benar-benar telah bertemu Rasulullah SAW.
"Yang mimpi melihat aku, itu masuk ke alam ruh, dia benar-benar bertemu aku, bukan dari setan (kata nabi)," ucap Buya.
"Smoga kita termasuk yang nabi sebut dalam hadits: tidak tersisa lagi dari kabar-kabar gembira, dari kabar-kabar ruhani, kabar-kabar dari langit, hiburan bagi ulama-ulama kecuali mimpi yang indah,"
"Apa mimpi yang indah? Bukan mimpi basah. Tapi mimpi bertemu ruh paling mulia, ruh Rasulullah SAW,"***