Perbuatan Baik itu Tidak Ada Batasnya, Gus Baha: Kita Longgar dalam Melakukan Kebaikan itu Ajaran Nabi

27 Desember 2021, 14:00 WIB
Gus Baha. Bab berkahnya kiai tanpa gelar di yang mengajar di mushola. /Instagram.com/@gusbahaonline

MANTRA SUKABUMI – Dalam satu ceramahnya KH Bahauddin Nursalim atau biasa di sapa Gus Baha, jelaskan tentang perbuatan baik.

Menurut Gus Baha, perbuatan baik itu tidak terbatas, sehingga tidak ada batasan porsinya.

Maka dari itu, Gus Baha sarankan agar umat muslim hendaklah selalu berbuat baik pada siapapun.

Baca Juga: Ungkap Pengalaman Terbaiknya Adalah Sujud, Selainnya Kenangan Tak Jelas, Gus Baha: Sholat Itu Harus Dinikmati

Karena perbuatan itu telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw kepada umatnya.

"Perbuatan baik itu tidak ada batasnya, longgar selonggar-longgarnya, mahsyur sekali," kata Gus Baha sebagaimana dikutip mantrasukabum.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Santri Muda Gus Baha pada Senin, 27 Desember 2021.

Bahkan Nabi pernah ngaji seperti Gus Baha dan kita semua, umat muslim.

Kemudian Gus Bahq menceritakan saat sahabat Nabi protes ketika ada pemuda yang lewat depan Nabi yang sedang mengaji.

Namun pemuda itu tidak ikut gabung dengan Nabi, sehingga di protes.

Ada pemuda lewat meninggalkanmajelis ngaji ini, banyak sahabat yang mengatakan: "Wah, celaka betul pemuda it, ada Rasulullah ngaji kok tidak ikut ngaji," kata sahabat Nabi protes.

Tapi Nabi dengan entengnya bersabda: "Pemuda itu merawat ibunya, merawat keluarganya, jadi gak ngaji itu bagus, karena merawat keluarga itu bagian dari ajaranku."

Baca Juga: Akhir Zaman, Banyak Orang Pakai Baju dan Celana Ini ke Masjid, Gus Baha: Bahaya Berpotensi Masuk Neraka

Itu kata Gis Baha namanya longgar dalam kebaikan, karena kebaikan itu tidak ada batasnya.

Mungkin saja orang yang tidak hadir itu adalah orang yang punya kewajiban yang lebih penting dirumahnya.

"Yaudah kita longgar dalam kebaikan, longgar selonggar-longgarnya dalam melakukan bentuk kebaikan." jelas Gus Baha.

Karena menurut Gus Baha kebaikan itu tidak terbatas dan tidak ada batasannya.

Karena ketika kita ikut mengaji, itu baik, lalu ketika tidak ikut mengaji itu juga baik.

Tidak mengaji karena tidur demi melupakan luka hidup itu juga baik.

Sebab, ketika orang mengaji itu sedang menyampaikan kebaikan, tetapi orang yang tidak mengaji sedang mempraktekan kebaikan itu.

Baca Juga: Gus Baha: Semua Ulama Sepakat Doa Anak ke Orang Tua yang Meninggal Dunia Manfaat, Ini Syaratnya

Maka dari itu, janganlah kita menghakimi orang lain, belum tentu orang tersebut salah.

Karena bisa jadi orang itu lebih baik dari kita, bahkan ketika kita sedang mengaji sekalipun, bisa jadi dia yang kita hakimi sedang menjalankan kebaikan yang kita sampaikan atau kita dengarkan dan resapi ketika mengaji.

Meski mengaji adalah ibadah dan agar ingat kepada Allah, namun hal tersebut juga bisa dilakukan ketika bekerja.

Misalkan orang yang bekerja demi keluarganya itu lebih wajib, karena dia sedang melaksanakan perintah yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw.

Namun ketika ada orang yang mengaji, namun dia bisanya menghakimi orang lain yang tidak ngaji, sama saja hal tersebut lebih buruk dari pada orang yang bekerja tidak ngaji tersebut.

Itulah penjelasan Gus Baha mengenai kebaikan yang tidak ada batasnya.***

 

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler