Rukun Islam yang Ke-5, Inilah 8 Rangkaian Ibadah Haji yang Wajib Diketahui

28 Juni 2022, 21:40 WIB
Rukun Islam yang Ke-5, Inilah 8 Rangkaian Ibadah Haji yang Wajib Diketahui /unsplash.com

MANTRA SUKABIMI - Pergi Haji ke Mekkah adalah rukun islam yang ke-5, dan kewajiban umat muslim yang mampu secara fisik dan finansial.

Pergi haji wajibnya dilakukan satu kali seumur hidup, dan dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah

Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT dalam Alquran surat Ali-Imran ayat 97.

Baca Juga: Pahalanya Sama Dengan Ibadah Haji, Lakukan 3 Amalan ini! Apa Saja?

Allah berfirman dalam surat Ali-Imran: 97:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

"...mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali-Imran: 97)

Dilansir mantrasukabumi.com dari Kemenag pada 28 Juni 2022, ada 8 rangkaian ibadah haji yang wajib diketahui.


1. Ihram atau niat

Pada tanggal 08 dzulhijjah Jemaah haji mengawali pelaksanaan ibadah haji dengan melaksanakan niat ihram haji dengan mengambil miqat di tempat tinggalnya yaitu di hotel-hotel Mekkah.

Adapun niat haji adalah “Labbaika allahumma hajjan” yang artinya “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji”

Atau “Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala”, artinya “Aku berniat haji dengan berihram karena Allah ta’ala”

2. Melaksanakan Tarwiyah

Setelah melaksanakan niat ihram haji, Jemaah haji mulai berangkat menuju Mina untuk melaksanakan tarwiyah.

Tarwiyah adalah berdiam di mina sebelum menuju Arafah. Tarwiyah bermakna berfikir atau merenung.

Jadi, selama melaksanakan tarwiyah, Jemaah hendaknya mengisi waktu mereka dengan ibadah atau kegiatan yang bermanfaat seperti membaca talbiyah, membaca Al-Qur’an, perbanyak zikir dan istighfar.

Tarwiyah adalah sunnah. Jadi apabila karena sesuatu dan lain hal Jemaah tidak bisa melaksanakan tarwiyah tidak mempengaruhi keabsahan haji.

Baca Juga: Segera Tayang Kembali, Film Horor Legendaris Indonesia Karya Haji Mandra Pocong Mumun

3. Wukuf di Padang Arafah

Pada tanggal 09 Dzulhijjah setelah shalat subuh dan sarapan pagi Jemaah haji meninggalkan tenda Mina menuju Arafah.

Selama menunggu waktu wukuf Jemaah haji hendaknya berdzikir, bedoa, membaca Al-Qur’an, atau membaca talbiyah.

Waktu wukuf dimulai setelah matahari tergelincir (Ba’da Zawal). Jemaah melaksanakan Wukuf sampai hingga maghrib.

Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang tidak bisa ditinggalkan, tidak sah hajinya seseorang apabila tidak hadir di arafah melaksanakan wukuf.

4. Mabit di Muzdalifah

Pada tanggal 10 Dzulhijjah malam, setelah melaksanakan shalat maghrib dan isya dengan cara Jama’ Qashar, Jemaah berangkat menuju Muzdalifah, Jarak dari Arafah ke Muzdalifah sekitar 10 kilometer,

Semua umat Islam yang ada di Arafah melakukan pergerakan yang sama sehingga menyebabkan kemacetan yang luar biasa dan memakan waktu yang cukup lama.

Selama dalam perjalanan, Jemaah haji hendaknya bersabar dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara berdzikir, berdoa, atau membaca kalimah talbiyah.

Setelah jemaah haji tiba di Muzdalifah, jemaah diarahkan untuk melaksanakan mabit dan mengumpulkan batu kerikil untuk lontar jumrah di Mina.

Hukum Mabit di Muzdalifah adalah wajib, adapun waktu pelaksanaannya adalah mulai awal malam sampai hingga sebelum terbitnya fajar yaitu pada tanggal 10 dzulhijjah.

5. Melontar Jumrah Aqabah

Setelah lewat tengah malam, jemaah diberangkatkan menuju Mina untuk pelontaran jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Waktu pelontaran untuk Jemaah Haji diatur oleh maktab, sehingga Jemaah begitu tiba di Mina diarahkan memasuki tenda dan menunggu waktu pelontaran. Adapun tempat pelontaran bagi Jemaah Indonesia adalah lantai 3 (tiga).

Melontar Jumrah Aqabah (Kubra) sebanyak 7 (tujuh) kali lontaran setiap lontaran 1 (satu) kerikil.
Setelah melontar,

Jemaah memotong rambut yang disebut Tahallul Awal, jemaah haji sudah dapat menanggalkan pakaian ihramnya dan sudah terbebas dari larangan-larangan ihram kecuali melakukan hubungan suami istri.

6. Mabit di Mina dan Melontar Jumrah

Setelah tahallul awal, Jemaah kembali kembali ke tenda di Mina untuk melaksanakan Mabit, da hukum Mabit di Mina adalah wajib.

Bagi Jemaah yang melaksanakan nafar awal, Jemaah menginap di Mina selama 2 (dua) malam yaitu tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah.

Adapun program Nafar Tsani, Jemaah menginap selama 3 (tiga) malam yaitu tanggal 11 sampai 13 dzulhijjah. Setiap hari selama di Mina Jemaah melontar ketiga jamarat (Sughra, Wustha, dan Kubra) masing – masing sebanyak 7 kali lontaran.

Bagi Jemaah yang mengambil program nafar awal, diharuskan meninggalkan mina menuju mekkah sebelum matahari terbenam.

7. Thawaf Ifadhah

Rangkaian dan urutan ibadah haji selanjutnya adalah thawaf ifadah dan sa’i. thawaf ifadah termasuk rukun haji.

Setelah selesai melaksanakan mabit dan melontar Jemaah menuju mekkah untuk melaksanakan tawaf ifadah dan sa’I. Dengan berakhirnya sa’I berarti Jemaah telah tahallul tsani dan sempurnalah rangkaian pelaksanaan haji tamattu’.

Baca Juga: Inilah Isi Kandungan Surat Al Hajj Ayat 29, Lengkap dengan Terjemahannya tentang Ibadah Haji dan Qurban

8. Thawaf Wada’

Rangkaian dan urutan haji yang terakhir adalah thawaf wada, Thawaf Wada berarti thawaf perpisahan dilaksanakn sebanyak 7 (tujuh) kali putaran tanpa sa’i.

Jadi sebelum meninggalkan kota suci Mekah menuju tanah air atau kota suci Madinah, Jemaah wajib melaksanakan thawaf wada.

Berikut 8 rangkaian ibadah haji yang wajib diketahui umat muslim yang akan menunaikan rukun islam yang ke-5.***

Editor: Nahrudin

Tags

Terkini

Terpopuler