Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 128-130 Tentang Riba, Lengkap Bacaan Arab dan Terjemah

9 September 2022, 18:30 WIB
Ilustrasi Lengkap dengan bacaan Arab dan artinya, simak penjelasan isi kandungan surat Ali Imran ayat 128 hingga 130. /*/Pixabay/freebiespic

MANTRA SUKABUMI - Makna atau isi kandungan yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 128-130 salah satunya adalah tentang Riba.

Selain isi kandungan, artikel ini juga dilengkapi dengan tulisan surat Ali Imran dalam bahasa Arab dan terjemah.

Pembahasan selengkapnya mengenai isi kandungan yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 128-130 bisa Anda baca melalui ulasan dibawah ini.

Baca Juga: Kisi-kisi Soal UTS PTS PKN Kelas 10 SMA MA SMK Semester 1 Kurikulum Merdeka Belajar, Lengkap Kunci Jawaban

Dilansir mantrasukabumi.com dari Quran Kemenag, berikut ini isi kandungan surat Ali Imran ayat 128-130.

Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 128:

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظٰلِمُوْنَ ١٢٨

Artinya:
"Hal itu sama sekali bukan menjadi urusanmu (Nabi Muhammad),117) apakah Allah menerima tobat mereka atau mengazabnya karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim."

Ayat ini menjelaskan, dalam pertempuran kedua kaum Muslimin menderita kegagalan sehingga ada 70 orang di antara mereka gugur sebagai syuhada dan Nabi pun mendapat luka-luka. Hal ini amat menyedihkan hati kaum Muslimin dan hati Nabi sendiri.

Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 129:

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ١٢٩

Artinya:
"Milik Allahlah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyaya."

Baca Juga: Isi Kandungan Surat An Nasr Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Terjemah

Ayat inu menjelaskan bahwa memang demikianlah hak Allah atas hamba-Nya karena Dia Yang memiliki semua yang ada di langit dan di bumi.

Dia berkuasa penuh atas semuanya, tak ada seorang pun yang berkuasa atas makhluk-Nya kecuali Dia. Dialah yang menghukum dan memutuskan segala urusan.

Dia berhak mengampuni dan menerima tobat hamba-Nya yang tampak durhaka, tetapi siapa tahu bahwa pada diri hamba-Nya itu ada bibit-bibit keimanan dan kebaikan.

Dia berhak menyiksa karena Dialah Yang Maha Mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang patut mendapat siksaan di dunia atau di akhirat. Di samping itu Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 130:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبٰوٓا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةً ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ ١٣٠

Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda118) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."

Ayat ini adalah yang pertama diturunkan tentang haramnya riba. Ayat-ayat mengenai haramnya riba dalam Surah al-Baqarah ayat 275, 276 dan 278 diturunkan sesudah ayat ini. Riba dalam ayat ini, ialah riba nas³'ah yang juga disebut riba jahiliah yang biasa dilakukan orang pada masa itu.

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 126-127, Lengkap Bacaan Arab dan Terjemah

Ibnu Jarir berkata, “bahwa yang dimaksud Allah dalam ayat ini ialah: Hai, orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu memakan riba berlipat ganda, sebagaimana kamu lakukan pada masa jahiliah sesudah kamu masuk Islam, padahal kamu telah diberi petunjuk oleh-Nya.”

Pada masa itu bila seseorang meminjam uang sebagaimana disepakati waktu meminjam, maka orang yang punya uang menuntut agar utang itu dilunasi menurut waktu yang dijanjikan.

Orang yang berutang (karena belum ada uang untuk membayar) meminta penangguhan dan menjanjikan akan membayar dengan tambahan yang ditentukan.

Setiap kali pembayaran tertunda ditambah lagi bunganya. Inilah yang dinamakan riba berlipat ganda, dan Allah melarang, kaum Muslimin melakukan hal yang seperti itu.

Ar-R±z³ memberikan penjelasan sebagai berikut, “Bila seseorang berutang kepada orang lain sebesar seratus dirham dan telah tiba waktu membayar utang itu sedang orang yang berutang belum sanggup membayarnya, maka orang yang berpiutang membolehkan penangguhan pembayaran utang itu asal saja yang berutang mau menjadikan utangnya menjadi dua ratus dirham atau dua kali lipat.

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Bayyinah Ayat 1-8: Perbedaan Orang Kafir dengan Musyrik

Kemudian apabila tiba waktu pembayaran tersebut dan yang berutang belum juga sanggup membayarnya, maka pembayaran itu dapat ditangguhkan dengan ketentuan utangnya dilipatgandakan lagi, demikianlah seterusnya sehingga utang itu menjadi bertumpuk-tumpuk.

Inilah yang dimaksud dengan kata “berlipat ganda” dalam firman Allah. Riba semacam ini dinamakan juga riba nas'ah karena adanya penangguhan dalam pembayaran bukan tunai.

Selain rib nas'ah ada pula riba yang dinamakan riba fa«al yaitu menukar barang dengan barang yang sejenis sedang mutunya berlainan, umpamanya menukar 1 liter beras yang mutunya tinggi dengan 1½ liter beras yang bermutu rendah.

Haramnya riba fadal ini, didasarkan pada hadis-hadis Rasul, dan hanya berlaku pada emas, perak dan makanan-makanan pokok, atau yang diistilahkan dengan “barang-barang ribawi.”

Karena beratnya hukum riba ini dan amat besar bahayanya maka Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin agar menjauhi riba dan selalu memelihara diri dan bertakwa kepada Allah agar jangan terperosok ke dalamnya dan agar mereka dapat hidup berbahagia dan beruntung di dunia dan di akhirat.***

Editor: Encep Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler