MANTRASUKABUMI - Melihat hilal menjadi salah satu momen penting dalam menentukan awal bulan Ramadhan. Di Indonesia, penetapan awal Ramadhan dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) melalui sidang isbat. Sidang ini mempertimbangkan hasil rukyatul hilal di berbagai lokasi di Indonesia.
Ketika umat Islam bersiap menyambut Ramadhan, mereka mencari bulan baru di langit. Hal ini penting karena dapat memberi tahu mereka kapan Ramadhan akan dimulai. Di Indonesia, pemerintah memiliki masyarakat yang mengawasi bulan sabit dan melapor kembali ke Kementerian Agama untuk memutuskan kapan Ramadhan akan dimulai.
Dalam beberapa cerita disebutkan bahwa Nabi SAW akan salat ketika melihat hilal. Itu sebabnya kita harus berdoa ketika kita melihat bulan baru Ramadhan.
Mendoakan kelancaran rukyatul hilal merupakan bagian dari amalan menyambut bulan Ramadhan.
Pengertian Hilal: Mengintip Bulan Sabit Muda di Langit Senja
Hilal, dalam bahasa Arab, berarti bulan sabit muda yang pertama kali terlihat di langit setelah ijtimak (konjungsi), yaitu saat bulan baru astronomis. Hilal menjadi penanda awal bulan baru dalam kalender Hijriah, yang digunakan dalam Islam untuk menentukan berbagai peristiwa penting, seperti awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.
Melihat Hilal:
Waktu Pengamatan: Hilal biasanya diamati pada sore hari, setelah Matahari terbenam, di hari ke-29 bulan Hijriah.
Metode Pengamatan: Pengamatan hilal dapat dilakukan dengan mata telanjang, teleskop, atau metode hisab (perhitungan astronomis).
Tantangan Pengamatan: Hilal sulit diamati karena tipis dan berada dekat dengan Matahari. Faktor cuaca dan kondisi geografis juga memengaruhi visibilitasnya.
Perbedaan Pendapat:
Kriteria Hilal: Di antara umat Islam, terdapat perbedaan pendapat mengenai kriteria minimum yang harus dipenuhi agar hilal dianggap sah sebagai penanda awal bulan baru.
Metode Penetapan Awal Bulan: Perbedaan kriteria ini berimplikasi pada metode yang digunakan untuk menetapkan awal bulan, seperti rukyat (pengamatan visual) dan hisab (perhitungan astronomis).
Pentingnya Hilal:
Penanda Awal Bulan: Hilal menjadi simbol penting dalam tradisi Islam dan memiliki makna religius yang mendalam.
Persatuan Umat: Penetapan awal bulan yang berdasarkan hilal diharapkan dapat mempersatukan umat Islam dalam menjalankan ibadah.
Berikut beberapa doa yang bisa dipanjatkan saat melihat hilal:
1. Doa Rasulullah SAW ketika melihat hilal:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya:
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah."
2. Doa memohon kebaikan bulan Ramadhan:
اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ هِلَالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
Artinya:
"Ya Allah, masukkanlah bulan ini kepada kami dengan keamanan, keimanan, keselamatan, dan Islam. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Hilal petunjuk dan kebaikan."
3. Doa memohon keselamatan:
اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا
Artinya:
"Ya Allah, selamatkanlah aku untuk Ramadhan, selamatkanlah Ramadhan untukku, dan terimalah amal ibadahku di bulan Ramadhan."
Hilal adalah bulan sabit muda yang menandakan awal bulan baru dalam kalender Hijriah. Pengamatan hilal menjadi tradisi penting dalam Islam, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai kriteria dan metode penetapannya. Memahami makna dan sejarah hilal dapat membantu kita memahami tradisi dan nilai-nilai Islam dengan lebih baik.***