Haruskah Bertasawuf? Antara Jalan Kehidupan Perorangan atau Ajaran Kesalehan Diri dan Sosial

- 3 Desember 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi seorang muslim sedang berdzikir Tasawuf*/
Ilustrasi seorang muslim sedang berdzikir Tasawuf*/ /Pixabay.com/Pixaybay.com

MANTRA SUKABUMI – Haruskah bertasawuf? Itu pertanyaan yang kerap terlontar bagi muslim yang Insya Allah mendalami ilmu agama atau menjalani praktik kehidupan Islami.

Prof Dr KH Nasaruddin Umar menjelaskan permasalah tawasuf secara jelas, berikut jawaban atas pertanyaan ‘Haruskah Bertasawuf?’.

Tasawuf dalam arti jalan hidup spiritual secara perorangan, tidak mesti. Namun, tasawuf sebagai ajaran yang mengajarkan kesalehan dan sosial, itu mesti karena hal itu meruapakan substansi ajaran islam.

Baca Juga: Musni Umar Sebut TNI dan Polri Sebagai Kekuatan Besar yang Bisa Hancurkan Habib Rizieq dan FPI

Baca Juga: Anies Baswedan dan Riza Patria Positif Covid-19, 437 Orang Diduga Sempat Kontak Erat

Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020

Dunia fikih dan tasawuf tidak mesti dipertentangkan.

Kedua hal tersebut ibarat dua sisi dari satu mata uang, sebagaimana disebut Imam Malik:

“Siapa saja yang bertasawuf tanpa berfikih, maka dia zindiq. Siapa saja yang berfikih tanpa bertasawuf, maka dia fasik. Dan siapa saja yang menggabung keduanya, maka dia akan sampai pada hakikat”.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Buku Tasawuf Modern, Prof Dr Nasaruddin Umar, 2014


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah