Kisah Sahabat Ibnu Abbas Sedang Menagis Ketika Membaca Alquran

- 22 Januari 2021, 16:55 WIB
Ilustrasi alquran/ Pixabay
Ilustrasi alquran/ Pixabay /

MANTRA SUKABUMI – Al-Qur'an, merupakan petunjuk atau hidayah bagi setiap umat manusia. Bahkan juga sebagai obat, terutama untuk menyembuhkan berbagai penyakit hati.

Dalam sebuah kisah, diceritakan bahwa sahabat Ibnu Abbas dibuat menangis oleh sebab sebuah surat dari Alquran yang diketahui yaitu surah Al A’raf atau surah ke-7 dan menurut wahyu merupakan surah ke-39. Surah ini disebut A'raf karena berkisah tentang peristiwa Ashab A'raf.

Lantas apa sebenarnya yang membuat sahabat yang mulia Ibnu Abbas sampai menangis ketika membaca atau menghayatai isi kandungan surat Al A’raf tersebut?

Baca Juga: Beli Paket Internet Lebih Menguntungkan dengan ShopeePay, Ikuti Langkah-Langkah Berikut Ini

Baca Juga: Komjen Listyo Sigit Prabowo Resmi Dilantik Kapolri, Ketua DPR RI: Saya Beri Pesan 3 Hal

Dikutip mantrasukabumi.com dari islampos.com, tanggal 22 Januari 2021, berikut kisah ketika Inbu Abbas menangis saat menghayati makna dari surah Al A’raf
Diriwayatkan dari Ikrimah, ia berkata, “Pada suatu hari, aku datang kepada Ibnu Abbas dan ia sedang menangis.

Aku lihat ada Mushaf dipangkuannya, maka aku ragu mendekatinya. Aku berada dalam keraguan yang cukup lama, sampai akhirnya aku maju dan duduk disampingnya”.

Saya bertanya, “Mengapa kamu menangis, wahai Ibn Abbas, bukankah Allah menjadikan saya teman setia anda?. Ibn Abbas berkata, “Makalah ini (dia membaca surat Al-A'raf). Tahukah kamu (bukit antara Mekah dan Madinah)?”.

Aku menjawab, “Ya”, dia berkata lagi, “Dulu di tempat itu ada sebuah kampung Yahudi yang sudah dijelaskan kepada mereka tentang ikan di hari Sabtu”.

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Rieke Diah Pitaloka Tiba-tiba Sampaikan Kabar Duka: Innalillahi

“Kemudian setan membisikkan kepada mereka bahwa yang dilarang adalah memakan ikan pada hari Sabtu. Sedang mengambilnya tidak dilarang. Maka ambilah pada hari itu dan makanlah pada hari yang lain. Ucapan setan itu disampaikan kepada sekelompok dari mereka”.

Jadi kelompok yang lain (mereka yang suka mengundang kebaikan dan melarang kejahatan) berkata, “Sebenarnya kamu dilarang makan, mengambil dan menangkapnya pada hari Sabat”.

Kemudian mereka sepakat dengan larangan itu. Ketika datang hari Jumat selanjutnya, sekelompok mereka memakan ikan Bersama anak-anaknya dan istri-istrinya. Maka, kelompok kanan (para da’i) memisahkan diri dari kelompok kiri.

Kelompok kanan berkata kepada kelompok kiri, “Celakalah kamu, kami telah melarang kamu untuk mendekati hukuman Allah!”.

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Rieke Diah Pitaloka Tiba-tiba Sampaikan Kabar Duka: Innalillahi

Kelompok di sebelah kiri menjawab, "Dan (ingat) ketika orang di antara mereka berkata, mengapa anda menasihati orang-orang bahwa Allah akan menghancurkan mereka atau menghukum mereka dengan hukuman berat?" (Qs Al-A'raf: 164)

Kelompok kanan berkata, “Agar kami punya alasan (lepas tanggung jawab) di hadapan Tuhan kalian dan agar mereka bertakwa”. (Qs Al-A‘raf: 164)

Begitulah mereka akhirnya terlena dengan dosa yang mereka perbuat. Pada suatu hari orang-orang menggedor pintu rumah mereka dan berteriak memanggilnya. Tapi, tidak ada jawaban dari dalam.

Kemudian, mereka menurunkan tangga dan salah satu dari mereka memanjat tembok untuk melihat penghuni rumah.

Baca Juga: Sempat di Vaksin, Tapi Bupati Sleman Positif Corona, Sri Purnomo: ini Penjelasannya

Ketika dia mencapai atap dan melihat mereka (orang-orang yang bahagia dengan dosa-dosa mereka), dia berkata, “Wahai hamba Allah, mereka telah berubah menjadi seikat taring”.

Ibn Abbas kemudian melafalkan, “Jadi ketika mereka lupa apa yang diperingatkan, Kami menyelamatkan orang-orang yang melarang perbuatan jahat dan Kami memberikan hukuman yang berat kepada orang-orang yang melakukan kesalahan, karena mereka selalu melakukan kejahatan”. (Qs. Al-A'raf: 165).

Ibn Abbas berkata, “Saya melihat mereka yang melarang kejahatan, selamat dari bencana. Sedangkan yang lainnya tenggelam. Dan kita sering melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani kita, tetapi kita tidak pernah mengambil inisiatif untuk mengubahnya”.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: Islam Pos


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah