MANTRA SUKABUMI – Sahabat Umar Bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu, termasuk dari empat sahabat terdekat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shidiq, sebagai amirul mukminin, ia medapatkan gaji dengan standar paling rendah untuk penuhi kebutuhan hidup dan keluarganya.
Suatu ketika, kemarahan Umar bin Khattab memuncak saat mendengar gajinya akan dinaikan dan lebih memilih standar upah dari Rasulullah SAW.
Baca Juga: Brand Lokal Favorit Masyarakat Kini Hadir Jadi Merchant Baru ShopeePay
Baca Juga: Inna Lillahi, Mantan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif Sampaikan Kabar Duka: Selamat Jalan Kawan
Dikutip mantrasukabumi.com dari islampos.com, tanggal, 6 Februari 2021, bahwa sekelompok sahabat senior seperti Ali, Utsman, dan Thalhah mendiskusikan, lalu memutuskan untuk menaikkan gaji Umar.
Tetapi tidak seorang pun yang berani untuk mengajukan usulan itu kepada khalifah, hingga akhirnya mereka menemui Hafshah, putri khalifah dan janda Rasulullah, untuk minta persetujuan Umar.
Kemudian Hafshah pergi menemui Umar dan mengajukan usulan para sahabat untuk menaikkan gaji Umar.
Segera setelah Umar mendengarkan usulan tersebut, ia naik pitam dan membentak, “Siapakah orang-orang yang telah mengajukan usulan jahat ini?,” Hafshah diam tidak menjawab.
“Seandainya aku mengetahui mereka niscaya aku akan memukulnya hingga babak belur,” kata Khalifah Umar.
Baca Juga: Nasdem Minta Stop Revisi UU Pemilu, Ferdinand Hutahaean: Terimakasih Pak Surya Paloh
Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Inggris, Arsenal Gagal Raih Tiga Poin di Markas Wolverhampton
Lihat postingan ini di Instagram
“Dan engkau putriku, engkau bisa melihat di rumahmu sendiri pakaian-pakaian terbaik yang biasa dipakai Rasulullah, makanan terbaik yang biasa dimakan Rasulullah, dan ranjang terbaik yang biasa beliau gunakan untuk tidur,” lanjutnya
Selanjutnya Khalifah Umar bin Khattab bertanya kepada putrinya “Apakah milikku lebih buruk dari semua ini?,” tanya Umar. “Tidak, ayah, tidak,” jawab Hafshah.
“Kalau begitu katakan pada orang yang telah mengirimmu,” Umar diam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan,
“Bahwa Rasulullah telah menetapkan standar kehidupan seseorang dan aku tidak akan menyimpang dari standar yang beliau gariskan,” tegasnya.***