MANTRA SUKABUMI - I'tikaf di masjid di bulan Ramadhan khususnya di 10 malam terakhir sangat ditekankan sekali untuk bisa dikerjakan oleh setiap muslim, dengan harapan mendapatkan Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar adalah malam yang mulia, Rasulullah SAW selalu menunggu hadirnya malam tersebut, sehingga I'tikaf selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatNya.
Lailatul Qadar hanya terjadi hanya pada bulan Ramadhan, bisa dari awal Ramadhan atau 10 malam terakhir bulan Ramadhan, hendaknya setiap muslim melakukan I'tikaf pada tiap malamnya.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
Baca Juga: Ditampar Tim Indonesia Pakai Hasil Tes Swab Negatif, Akun BWF Jadi Bulan-bulanan Netizen
Dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, Rasulullah SAW selalu melaksanakan I'tikaf pada tiap malam Ramadhan, dengan harapan semua ibadah yang dilakukan bertepatan dengan Lailatul Qadar.
Berikut adalah beberapa riwayat dari hadits Rasulullah SAW, berkenan dengan laku I'tikaf yang beliau kerjakan pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Diriwayatkan dari ari sayyidah ‘Aisyah Radiallahu ‘Anha beliau berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Artinya, Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan Allah SWT, kemudian istri-istrinya pun I’tikaf setelah itu. (HR. Bukhari No. 2026, Muslim No. 1171, Abu Daud No. 2462. Ahmad No. 24613, dan lainnya)
Diriwayatkan juga oleh Sayyidina Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, beliau berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامٍ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا
Artinya, Dahulu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam I’tikaf di setiap Ramadhan 10 hari, tatkala pada tahun beliau wafat, beliau I’tikaf 20 hari.
(HR. Bukhari No. 694, Ahmad No. 8662, Ibnu Hibban No. 2228, Al Baghawi No. 839, Abu Ya’la No. 5843, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan, 2/53)
Baca Juga: Tidak berpuasa di Bulan Ramadhan Tanpa Alasan, Berikut Penjelasan Hukumnya
Baca Juga: Inilah Momen Dimana Prabowo Subianto Berhutang Budi pada Almarhum Gus Dur
Hal ini pun diperkuat oleh Sayyidina Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma beliau berkata: