Amalan Puasa Tidak Berpahala, Jika Seorang Muslim Meninggalkan 1 Hal ini

- 13 April 2021, 21:10 WIB
Amalan Puasa Tidak Berpahala, Jika Seorang Muslim Meninggalkan 1 Hal ini./
Amalan Puasa Tidak Berpahala, Jika Seorang Muslim Meninggalkan 1 Hal ini./ /Pixabay/congerdesign



MANTRA SUKABUMI - Seorang muslim pada bulan suci Ramadhan diwajibkan puasa, hal tersebut diterangkan oleh Allah SWT dalam Al-Baqarah ayat 183.

Amalan puasa tidak akan berpahala disisi Allah SWT, jika kita meninggalkan 1 hal yang wajib di kerjakan oleh seorang muslim, dan puasanya hanya akan sia-sia belaka.

Sebelum melaksanakan puasa dimulai dari subuh pagi hari hingga tenggelam matahari di sore hari, hendaknya seorang muslim memaknai hal berikut ini.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Bolehkah Mencium Istri Ketika Puasa di Bulan Suci Ramadhan

Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, bahwa puasa seorang muslim tidak mendapatkan pahala disisi Allah SWT, karena melupakan 1 hal yang wajib.

1 hal yang wajib tersebut adalah "Niat" puasa di malam hari, niat adalah bermaksud untuk mengerjakan sesuatu amalan yang baik, tempatnya niat adalah di dalam hati.

Niat didalam hati menjadi acuan hukum sah atau tidaknya puasa seorang muslim, jika lapadz niat diucapkan dengan berjamaah tanpa diucapkan di dalam hati maka, itu bukan niat yang sebenarnya.

Baginda Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 
عَنْ أَبِي هريرة قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إَّلا الْجُوْعِ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَر (رواه النسائي
 
Artinya, Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Betapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa, kecuali hanya lapar dan dahaga saja.

Baca Juga: Depan Gading Marten, Nagita Slavina Ungkap Rumah Tangga dengan Raffi Ahmad: Kalau gak Suka Cerita sama Ibuku

Berapa banyak orang yang bangun malam, tidak mendapat pahala kecuali hanya bangun malam malamnya saja". (HR An-Nasai).
 
Selain niat yang diucapkan oleh hati seorang muslim, ketika berpuasa juga, ia harus berhati-hati menjaga puasa yang dikerjakan agar tidak sia-sia dan menggugurkan pahala puasanya.

Imam Nawawi Rahimahullah menyebutkan
 
فَلَوْ اغْتَابَ فِي صَوْمِهِ عَصَى وَلَمْ يَبْطُلْ صَوْمُهُ عِنْدَنَا وَبِهِ قَالَ مَالِكٌ وَأَبُو حَنِيفَةَ وَأَحْمَدُ وَالْعُلَمَاءُ كَافَّةً إلَّا الْأَوْزَاعِيَّ فَقَالَ يَبْطُلُ الصَّوْمُ بِالْغِيبَةِ وَيَجِبُ قَضَاؤُهُ.
 
Artinya, “Jika seorang yang berpuasa melakukan ghibah, maka ia telah bermaksiat, dan tidak batal puasanya menurut pandangan kami, dan imam Malik, Abu Hanifah, Ahmad, semua ulama berpendapat seperti ini kecuali imam al-Awza’i, beliau mengatakan: batal puasanya sebab ghibah dan wajib mengqadhanya."

Baca Juga: 5 Amalan Sunnah Bulan Ramadhan yang Mudah Dilakukan, Lengkap Beserta Dalilnya

(Majmu’ Syarhul Muhadzzab, juz VI, halaman 356).
 
Pendapat Imam Al-Auza’i Rahimahullah ini berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW berikut dibawah ini.
 
عن أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: )مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ( رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
 
 Artinya, “Dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak peduli ia telah meninggalkan makan dan minumnya,’” (HR Bukhari).
 
وَعَنْهُ أَيْضًا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إلَّا السَّهَرُ) رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ فِي سُنَنِهِمَا وَرَوَاهُ الْحَاكِمُ فِي الْمُسْتَدْرَكِ قَالَ وَهُوَ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ
 
Artinya, “Dari Abu Hurairah juga, Rasulullah SAW bersabda, ‘Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan haus saja. Berapa banyak orang yang bangun malam, tidak mendapat pahala kecuali hanya bangun malam,’ (HR An-Nasa'i).

Baca Juga: 3 Tingkatan Puasa Ramadhan Menurut Al-Imam Al-Ghazali


 

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x