Karomah adalah perbuatan luar biasa, tetapi hanya muncul pada diri seorang wali. Contohnya, seperti yang ditunjukkan oleh Khidir dalam Al-Qur’an.
Sedangkan sihir adalah perbuatan luar biasa juga, tetapi lebih sederhana, sihir muncul pada diri orang yang mempelajari ilmunya dengan tekun. Contohnya tukang-tukang sihir pada zaman Nabi Musa yang mendemonstrasikan sihir ularnya.
Kepada para calon sufi atau sufi pemula, tak perlu terkecoh oleh keajaiban seseorang, sebab, mungkin saja itu adalah tukang sihir atau seseorang yang memiliki kemampuan untuk memerintah Jin.
Meski demikian, tak bisa juga kita mengingkari bahwa ada hamba-hamba Tuhan yang dikarunia kedekatan sehingga ia diberi ilham atau kekeramatan (karomah).
Inilah yang perlu dicari dan diikuti para sufi pemula. Sufi pemula juga tidak boleh terlalu yakin dengan bisikan-bisikan dan informasi gaib yang muncul pada dirinya, sebab belum tentu itu bisikan Malaikat. Boleh jadi itu bisikan Syaitan.
Yang paling penting adalah keikhlasan sejati seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT tanpa ada motivasi duniawi sekecil apapun. Kalaupun seandainya Allah SWT memberikan kekhususan seperti apa yang pernah diberikan Tuhan kepada kekasih-Nya yang lain, biarkanlah itu disimpan di dalam memorinya sendiri.
Tak perlu hal itu digembar-gemborkan. Apalagi didasari oleh dorongan keinginan untuk menjadi populer dan demi kepentingan duniawi lainnya.
Oleh karena itu, orang yang hendak menjalani kehidupan sufistik harus belajar banyak, diantaranya memilih pembimbing yang benar, dan tidak boleh meninggalkan apalagi mengecilkan arti dan peran syariat.