Inilah Puasa Perempuan Haid, Simak Ulasan Hukumnya

- 14 April 2021, 06:45 WIB
Inilah Puasa Perempuan Haid, Simak Ulasan Hukumnya./*
Inilah Puasa Perempuan Haid, Simak Ulasan Hukumnya./* /Pixabay/ Tigerliliy713



MANTRA SUKABUMI - Perempuan yang sedang haid, haram baginya melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, seperti halnya keharaman sholat saat sedang haid.

Keharaman bagi seorang perempuan yang sedang haid adalah adalah hukum yang tetap, bukan sebuah rukhsah yakni kemarahan dari Allah SWT.

Lalu bagaimana hukum berpuasa bagi seorang perempuan yang sedang haid, simak ulasannya pada bahasan artikel kali ini dibawah nanti, yang merujuk pendapat ulama.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih

Dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, Al-Imam Abu al-Hasan Ali Ibn Muhammad Ibn Muhammad Ibn Habib al-Mawardi (w.450H) menjelaskan:

لا اختلاف بين الفقهاء أن الحائض لا صوم عليها في زمان حيضها بل لا يجوز لها، ومتى طرأ الحيض على الصوم أبطله، إلا طائفة من الحرورية تزعم أن الفطر لها رخصة فإن صامت أجزأها

Artinya, “Tidak ada perbedaan pendapat ulama fikih tentang larangan berpuasa bagi perempuan selama mereka haid. Bahkan ketika haid muncul saat berpuasa otomatis puasa tersebut batal,

kecuali menurut pendapat satu kelompok khawarij yang menganggap berbuka bagi wanita haid hanyalah sebuah rukhshah, dan tetap sah apabila mereka tetap memilih berpuasa”

Al-Imam Abu al-Ma‘ali Abdul Malik Ibn Abdillah Ibn Yusuf al-Juwaini (w.478H) menjelaskan:

Baca Juga: Arie Untung Ngustad Jelasin Riba, Ustadz Ahong: Kiai Kita Juga Kadang Ada yang Gak Make Bank

الأمة أجمعت على أن الواجب هو الصيام الصحيح، ثم اتفقوا على أنه لا يصح من الحائض الصيام، كيف وقد أجمعوا على أنها لو أمسكت عن المفطرات ناوية صومها عصت الله

Artinya, “Umat (ulama) telah sepakat bahwa yang wajib dilakukan itu adalah puasa yang sah dilakukan.

Kemudian mereka sepakat tidak sah puasa perempuan yang haid. Karena bagaimana bisa sah, sedangkan telah ada ijma‘

perempuan yang haid dianggap bermaksiat kepada Allah apabila mereka menahan diri dari yang membatalkan sembari tetap berniat berpuasa”

Al-Imam Abu Bakr Ala’uddin Ibn Mas‘ud Ibn Ahmad al-Kasani (w.587H) menjelaskan:

Baca Juga: Rahasia Besar Allah SWT Dibalik Usia 40 Tahun, Perbanyak Baca ini Jika Ingin Selamat Dunia Akhirat

ومنها الطهارة عن الحيض والنفاس فإنها شرط صحة الأداء بإجماع الصحابة رضي الله عنهم

Artinya, “Dan di antara sebab perempuan dapat berpuasa adalah suci dari haid dan nifas karena merupakan syarat sah menunaikan puasa berdasarkan ijma‘ para sahabat radhiyallâhu ‘anhum”

Al-Imam Abu Muhammad Baha’uddin Abdurrahman Ibn Ibrahim Ibn Ahmad al-Maqdisi (w.624H) menjelaskan:

الحائض والنفساء تفطران وتقضيان إجماعا، وإن صامتا لم يجزئهما إجماعا

“Wanit haid dan nifas mesti berbuka dan mengqadha puasa tersebut berdasarkan ijma‘, dan jika mereka tetap berpuasa maka belum sah berdasarkan ijma‘”

Baca Juga: Depan Gading Marten, Nagita Slavina Ungkap Rumah Tangga dengan Raffi Ahmad: Kalau gak Suka Cerita sama Ibuku

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Minta Bantuan Bank Dunia dan IMF, Nicho Silalahi: Kalau Sudah gak Mampu Sebaiknya Mundur

Al-Imam Abu Muhammad Abdullah Ibn Ahmad Ibn Qudamah al-Maqdisi (w.630H);

أجمع أهل العلم على أن الحائض والنفساء لا يحل لهما الصوم وإنهما يفطران رمضان ويقضيان وإنهما إذا صامتا لم يجزئهما الصوم

“Ulama berijma‘ tidak halal berpuasa bagi wanita haid dan nifas karena mereka harus tidak berpuasa Ramadhan dan harus mengqadha puasa tersebut. Apabila mereka tetap berpuasa maka puasanya belum sah”

Al-Imam Tajuddin Abdul Wahhab Ibn ‘Ali Ibn Abdil Kafi al-Subuki (w.771H) menjelaskan:

وامتناع الصوم شرعا على الحائض بالإجماع فيحرم عليها ولا يصح

Artinya, “Larangan berpuasa menurut agama bagi wanita haid adalah berdasarkan ijma‘, sehingga mereka haram berpuasa dan memang tidak sah”. *

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah